5 Cara Super Mudah Memaafkan si Dia

Mira dan Donny adalah sahabat yang kemudian menjadi sepasang kekasih. Lamanya menjalin persabahatan membuat satu sama lain berharap, ini akan menjadi hubungan yang super indah karena dijamin minus pertengkaran. Mengingat sebelumnya mereka berdua sudah sama-sama merasakan dikecewakan oleh para kekasih terdahulu, Mira dan Doni juga memimpikan mereka tak akan saling mengulangi kesalahan yang pernah dilakukan para mantan. Tapi nyatanya, apa yang terjadi tak semulus angan. Donny melakukan kesalahan dan hubungan yang baru saja menginjak jenjang yang lebih serius, pertunangan, kini berhias adu mulut. Karena tak paham bagaimana menyikapi, pihak yang tersakiti hanya berpikir melakukan pembalasan yang setimpal. Lupa bahwa mereka pernah memiliki persahabatan yang indah. Budha pernah mengatakan, mereka yang membalas kejahatan dan tak memaafkan kesalahan sama seperti sebongkah bara panas. Ia memungut bara itu, melemparkannya kepada pihak yang ia benci, tapi sesungguhnya dialah yang terbakar paling parah.

Frederic Luskin, PhD, and Carl Thoresen, PhD, dari Stanford University mengatakan bahwa dendam adalah pemberian atau hadiah yang membuat Anda tak henti merasakan pedih hati. Dendam menyebabkan ketegangan, kegelisahan, depresi, amarah, paranoia, mengisolasi diri, sulit tidur, dan menimbulkan rasa sakit di tubuh. Tapi tahukah Anda bahwa dengan memaafkan si pelaku kesalahan Anda justru telah kembali mengambil alih kontrol diri dan hidup Anda? Ditambah lagi, Anda bakal mendapatkan banyak keuntungan dalam hal kesehatan, yang sempat hilang ketika dilanda amarah seperti, turunnya tekanan darah, tak lagi cemas, fokus, lepas dari depresi, dan semakin percaya diri.

Hampir sebagian besar orang percaya bahwa memaafkan adalah hal yang baik untuk dilakukan, sampai tiba saat merekalah yang diminta memaafkan kesalahan orang lain, teristimewa kesalahan orang-orang terdekat. Luskin berpendapat hal ini disebabkan karena kebanyakan manusia tidak paham harus mengawalinya dari mana. Ini dia 5 langkah yang dapat Anda lakukan untuk dapat memaafkan dan membuat hidup menjadi lebih indah.

The Art of Forgiving #1
Realize that forgiveness ≠ weakness
Banyak orang enggan memberi maaf kepada pasangannya karena mereka berpikir, memaafkan si pelaku kesalahan sama dengan menunjukkan kelemahan. Atau, memaafkan berarti Anda mengakui si dia tidak melakukan kesalahan. Nope, bukan seperti itu. Anda bisa kok tetap marah atau menghukumnya tanpa kemudian menyimpan dendam. Atau, Anda berlama-lama memaafkan karena tak ingin si dia menyakiti Anda lagi, entah karena kesalahan yang sama atau berbeda. Memaafkan justru bukan tentang si pelaku kesalahan dan perbuatannya. Sebaliknya, memaafkan berarti melepaskan kemarahan yang menggerogoti Anda, mengakui bahwa Anda telah melakukan kesalahan tapi punya upaya untuk melanjutkan hidup. Memaafkan adalah tindakan dari menemukan kembali harga diri dan kepedulian terhadap diri Anda sendiri. Dan tindakan ini membutuhkan keberanian, serta komitmen dari Anda. Ingat, ada komitmen lain yang jauh lebih besar yaitu pernikahan.

The Art of Forgiving #2
Grieve for what you’ve lost
Seringkali, karena tak ingin berpanjang-panjang, Anda memberi maaf dengan sangat segera, tanpa membicarakan dan menyelesaikan masalahnya. Sikap seperti ini disamakan seperti menghias kue basi dengan adonan whipped cream. Untuk sesaat, si kue basi tampak menarik untuk disantap, tetapi aroma dan rasanya yang tak lagi sedap tetap ada di sana. Untuk benar-benar bisa memaafkan si dia dengan lapang hati, resapi saja rasa sakit hati yang Anda alami dan itu pasti membutuhkan waktu. Setelah itu, bicarakan dan temukan solusinya agar tak perlu terulang lagi di kemudian hari. Bahkan setelah Anda memutuskan untuk melepaskan rasa marah itu, sesekali Anda akan masih tetap merasakan kobarannya. Beri waktu untuk diri Anda sendiri merasakan kecewa dan sedih yang disebabkan oleh perbuatannya. Seiring berjalannya waktu, memori atau ingatan tak mengenakkan itu sesekali bakal hadir namun semakin berkurang. Begitu pula dengan rasa sakitnya.

The Art of Forgiving #3
Don’t wait for an apology
Pada beberapa kasus, orang yang menyebabkan Anda terluka bahkan sama sekali tidak menyadarinya. Atau, dia memang tak memiliki empati sehingga tidak memedulikan efek dari perbuatannya yang menyakiti pihak lain. Satu kata sederhana dengan makna yang luar biasa seperti “Maaf” memang mampu menyebuhkan luka hati. Namun sama halnya pula dengan memutuskan bahwa Anda tetap bisa memaafkan tanpa perlu mendengar kata maaf terucap dari bibirnya.

The Art of Forgiving #4
Try to understand what drove the offender
Pada umumnya, kebiasaan atau sikap hidup yang buruk merupakan hasil dari ketidakdewasaan emosi, sebuah keadaan yang sesungguhnya lebih perlu mendapatkan empati dibandingkan kemarahan. Penelitian membuktikan bahwa sebagian besar pelaku kejahatan adalah korban kekerasan pada masa kanak-kanak atau remaja. Jika pasangan tercinta mengaku tak mudah mempercayai Anda, bukankah lebih baik jika Anda mencari tahu peristiwa serius apa yang membuatnya seperti itu? Jika si dia begitu emosional atau kerap besikap masa bodoh, tak romantis, dan enggan memanjakan Anda, pernahkah Anda bertanya tentang masa kecilnya dulu? Tentang seperti apa pola yang biasa berlaku di dalam keluarganya dalam menunjukkan perasaan cinta, sedih, atau marah? Empati yang Anda tunjukkan akan membantu pasangan merasa dimengerti dan belajar mengekspresikan perasaannya.

The Art of Forgiving #5
Celebrate who you have become
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Michael McCullough, PhD dan rekan-rekannya dari University of Miami, meminta kurang lebih 200 orang yang pernah disakiti dan menuliskan aspek traumatis akibat merasa dikhianati dan dikecewakan atau hal-hal baik yang justru terjadi akibat tersakiti, seperti menjadi lebih sabar, berempati, atau menemukan fakta bahwa mereka memiliki kekuatan yang tak pernah mereka sadari sebelumnya. Mereka yang menuliskan pelajaran hidup apa saja yang diperoleh dari peristiwa tak mengenakkan itu atau bagaimana mereka menjadi pribadi yang semakin matang, mengungkapkan perasaaan pahit yang kian berkurang dan lebih mudah memaafkan. Hidup adalah sebuah pembelajaran. Kadang, pelajaran yang Anda dapatkan tak selalu menyenangkan, bahkan menyakitkan dan tak seorang pun di dunia ini kebal terhadap rasa sakit. Yang bisa Anda lakukan adalah tak membiarkan luka dan kecewa membayangi hidup Anda. Memilih untuk memaafkan dan melupakan tak akan lagi membuat hidup Anda sama. Satu hal yang pasti, bahkan kesedihan yang paling menyakitkan akan membantu Anda menjadi lebih dewasa dan berempati terhadap orang lain, dan terutama terhadap diri Anda sendiri.

Smart Ways to Really Move On
Inhale and exhale
Ketika ingatan terhadap pertengkaran Anda dengannya di waktu lalu muncul kembali, alih-alih terpancing untuk marah, sebaiknya Anda menarik nafas panjang dan embuskan. Lakukan beberapa kali hingga amarah Anda batal hadir. Atau, Anda bisa menggunakan metode pengendalian amarah lainnya, yang memungkinkan Anda tetap bisa mengingat peristiwa itu tanpa larut ke dalamnya dan kembali terluka.

Realizing that he/she’s is not a saint
Ya, adalah Anda yang paling terluka karena sikapnya. Namun Anda pula yang memiliki hati seluas samudra karena memilih untuk memaafkan dan melupakan kesalahannya.

Tell it one more time
Jika merasa perlu, pilih seseorang yang Anda percayai sebagai tempat bercerita, tapi jangan jadikan aksi curhat nasional. Tak perlu seluruh Indonesia tahu sakit hati yang Anda rasakan, terutama jika pelakunya adalah si dia tercinta. Semakin sering Anda ulang kisah pilu ini, semakin lama Anda bisa melupakannya dan semakin jauh pula Anda darinya.

LEAVE A COMMENT

BACK
TO TOP