Chateau Fleur - Romansa Keanggunan Dua Sisi Hian Tjen

Selayaknya kehidupan manusia yang selalu menampilkan dua sisi, baik dan buruk, begitupun konsep gelaran busana tunggal perdana Hian Tjen. Dengan mengusung tema “Chateau Fleur” desainer kelahiran Pemangkat, 19 Februari 1985 ini menghadirkan gaun-gaun berdetil indah pada show yang digelar Rabu malam, 19 Agustus 2015 di Dian Ballroom, Raffles Jakarta.

Gaun–gaun panjang bervolume, gaun pendek yang sederhana, hingga gaun indah membalut tubuh hadir dalam dua palet warna. Merah dan hitam sebagai simbol sifat buruk manusia, sementara warna-warna pastel seperti baby blue, krem, serta putih merepresentasikan sifat baik yang menghadirkan kebahagiaan. Kupu-kupu, payet bahkan bulu-bulu terpatri indah sebagai detil dari 50 koleksi gaun cantik yang menghadirkan feminitas. Kecantikan yang tetap memesona, meski terkadang dihuni oleh sifat buruk, dan semakin memesona ketika kebajikan memancar dari dalam. Aksesori kepala yang begitu megah dari Rinaldy A.Yunardi, menyempurnakan tampilan setiap helai busana.

Deretan model dengan sapuan warna tegas dan gelap di wajah kreasi Donny Liem pada lakon Evil Stalked The Night, serta riasan wajah yang begitu lembut dari Andreas Zhu pada sesi kedua, Love Will Bring The Joy, berhasil mempertegas perbedaan dari masing-masing karakter. Berjalan diantara set kastil tua yang begitu megah karya Lotus Design, kesan dramatis hadir memperkuat unsur teatrikal yang tercipta. “Seperti chateau yang berarti kastil, bukan hanya berisi orang-orang baik, tetapi didalamnya juga berdiam orang jahat” papar Hian Tjen pada konferensi pers yang digelar sebelum fashion show.

Foto: Vaesy

LEAVE A COMMENT

BACK
TO TOP