JFFF 2016 : Songket Bukittinggi Bernuansa Internasional Karya Adrian Gan

Keindahan songket Sumatera Barat terlihat begitu megah dan elegan dalam koleksi busana malam kreasi Adrian Gan. Hadir sebagai penutup rangkaian fashion festival pada Jakarta Fashion & Food Festival 2016 pada 12 Mei 2016, Adrian menghadirkan budaya Nusantara dalam nuansa internasional. Sebuah perpaduan antara songket dengan tenunan benang emas yang mewah sebagai bagian dari wastra Nusantara dengan budaya Jepang yang simpel dan struktural.

Bekerjasama dengan Palantaloom, sebuah industri kreatif yang mengembangkan tenun songket Sumatera Barat. Berlokasi di Bukittinggi, Palantaloom didirikan oleh Bernhard Bart, seorang arsitek asal Swiss yang memiliki kecintaan tinggi terhadap wastra Nusantara, khususnya Tenun Songket. Bersama istrinya, Erika Dubler, dan partner mereka, Trini Tambu, Palantaloom mengembangkan teknik tenun yang lebih efisien dan efektif, sambil menggali nilai-nilai luhur dari bahan dan motif songket.

Mengangkat tema Eloquence of the Eighties, Adrian mengolah kain songket yang sarat benang emas yang sebenarnya belum lazim dirancang untuk busana, menjadi gaun yang tidak mengalami banyak pemotongan. Perpaduan wastra Nusantara teresbut dengan bahan taffeta, velvet organza juga ornamen antik bernuansa silver, serta kain-kain tua yang biasa digunakan sebagai penutup ranjang pengantin sebagai aksen ataupun sebagai bagian dari busana itu sendiri. Inspirasi yang memadukan stitching, obi, kimono neckline menghadirkan 26 koleksi busana yang harmonis dan edgy.

Foto Vaesy

LEAVE A COMMENT

BACK
TO TOP