Indonesia terdiri dari beragam suku bangsa, agama dan ras yang menjadi dasar pembentukan lambang negara kita, Bhineka Tunggal Ika, walupun berbeda tetap satu jua. Untuk memberikan dukungan atas dasar negara Bhineka Tunggal Ika yang kini kian pudar, diselenggarakan Unity Indonesia yang bertempat di Main Atrium Senayan City lantai 1 yang telah usai digelar pada tanggal 22-27 November 2016 lalu. Melalui beragam acara seperti talk & discussion, fashion show, photo exhibition oleh Tompi, serta Panggung Solidaritas For Bhinneka Tunggal. Unity Indonesia mencoba mengingatkan kalangan untuk tetap berpegang teguh pada Bhineka Tunggal Ika agar tidak terbawa arus perpecahan.
Indonesian Fashion Chamber (IFC) sebagai organisasi mode yang peduli dengan kesatuan negara ini turut berpartisipasi lewat tiga desainer anggota yang mewakili masing-masing daerah. Phangsanny dari IFC Chapter Jakarta, Gregorius Vici dari IFC Chapter Semarang dan Priska Henata dari IFC Chapter Surabaya.
Konsisten, Phangsanny tetap membawakan gaun pernikahan yang kali ini banyak memakai material brokat sehingga terasa unsure kebaya yang begitu Indonesia. Melansir 10 gaun dengan ragam siluet dari mermaid, A-line, loose, Phangsanny mencoba menawarkan gaun tanpa banyak detil. Keindahan gaun justru ditekankan pada bordiran dan motif brokat yang sudah sangat menawan.
Gregorius Vici hadir dengan tema “Universe”. Batik yang menjadi kain kebanggaan Indonesia menjadi objek bahan yang diketengahkan yang dikombinasikan dengan bahan lain seperti tulle sehingga membentuk gaun yang modern sekaligus etnik. Motif batik yang unik sengaja ditonjolkan sebagai aksen maupun detil penghias. Lalu giliran Priska Henata yang membawakan koleksinya yang terinspirasi dari gletser sebagimana judul koleksinya “Gletscher” yang diwujudkannya pada finishing beads yang seolah lelehan gletser yang menetes. Untuk mendukung, warna pun dipilih yang mewakili seperti icy blue, abu-abu dan abu keunguan.
Foto: Dok. IFC