Main "Toys" dengan Alumni LPTB Susan Budihardjo

Toys atau mainan yang biasa ditemukan di arena bermain anak-anak, kini berpindah ke The Hall yang terletak di lantai 8 Senayan City, Jakarta. Sedikit berbeda dari mainan biasa, mainan yang dimaksud adalah mainan yang telah diimprovisasi dalam busana karya cipta siswa dan alumni Lembaga Pengajaran Tata Busana Susan Budihardjo. Dan di malam tanggal 9 November 2015 menjadi hari presentasi bagi siswa dan alumni dari sekolah yang telah berdiri 35 tahun ini. Pada malam itu dilansir sekitar 70 busana rancangan para siswa dan alumni yang bersanding dengan ACAKACAK. Sebagai sebuah sekolah mode, LPTB Susan Budihardjo menjadi sekolah pertama yang membuka toko yang disebut ACAKACAK sebagai tempat untuk menampung karya para alumni. ACAKACAK, begitu nama toko yang terletak di Bali ini disebut memiliki keunikan yang tidak dimiliki toko lainnya, dimana seluruh koleksi dapat match bila dipasangkan meski dengan mata tertutup.

Sebagai tradisi yang rutin diselenggarakan setiap tahun, di malam kelulusan dihelat pula fashion show. Sejalan dengan tema yang diangkat, “Toys”, seluruh busana yang dipertunjukkan oleh sejumlah kelompok dari beberapa orang alumni mengambil materi mainan yang berbeda-beda. Seperti kelompok Astir Prinita, Karina Kemeliani dan Fatahdilla Mezaya yang mengambil materi figure toys seperti Betty Boop, Emily dan Nightmare Before Christmas. Para tokoh mainan itu hadir secara tersirat yang tergambar dari pewarnaan monokrom putih, hitam, abu dan warna lain seperti beige. Rubik yang dikenal sebagai mainan mengasah otak dipilih kelompok Catherina Rachel Sherlynda, Aurellia Dalimunte, Ferin Felicia Limanto serta Dewi Saputri. Rubik yang berbentuk kotak menginspirasi untuk menyajikan potongan geometris mulai dari garis, diagonal dan lainnya yang tercermin dalam dua belas potong busana. Insting desainer yang sudah terasah tidak hanya terlihat dari teknik cutting yang rumit saja, aksesoris seperti tas, head pieces dan kacamata pun terbilang inovatif.

Segala sesuatu memberi inspirasi, begitulah sekiranya yang membawa Anindito Wicaksono, Cecilia M Buana, Cindy Kwan dan Joselin Wijaya yang memilih tema The Assembly Toys untuk dua belas busana mereka. Inspirasi mainan rakitan tersebut tertuang dalam busana yang mudah dibongkar pasang atau dipadupadankan dalam kesempatan apapun. Terdiri dari sembilan set busana, kali ini giliran kelompok Sevania Yiska Soeselisa, Radin Puspita, Elisabeth Olyvia Theodorus yang menampilkan koleksinya dengan subtema Role Playing Game. Video game asal Jepang tersebut direfleksikan dalam busana yang bersiluet ringkas dan busana tradisional Jepang, kimono yang telah mengalami modifikasi.

Monobot menjadi subtema pilihan dari Mochamad Didi Hartawan, Yuaristy Ekantina, dan Margy Galatia yang terilhami dari ide mainan robot Starwars. Untuk mewujudkan ide tersebut ketiganya merepresentasikan dari siluet lurus yang tampak kaku seperti robot, contohnya celana berpipa lurus dan busana serba kebesaran yakni jaket oversize dan blus longgar. Terakhir, koleksi ACAKACAK muncul yang diwakili alumni Dian Ratna Purba dan Andreas Wen. Permainan tradisional seperti gasing dan baju mainan tentara ditetapkan menjadi fokus yang melahirkan blus tanpa lengan, jaket ponco, celana atau kulot bergaris lurus.

Foto: Vaesy

LEAVE A COMMENT

BACK
TO TOP