Dikelilingi empat tokoh wanita yang diperankan Chelsea Islan, Marsha Timothy, Tara Basro dan Sita Nursanti, Reza Rahardian begitu menjiwai memerankan tokoh Chairil Anwar. Termasuk pujangga angkatan 45, biografi Chairil Anwar diangkat ke layar pentas untuk mengapresiasi penyair Indonesia yang telah berkontribusi besar memperkaya kesusasteraan Indonesia masa post-kolonial. Dalam konferensi pers lalu, sebagai produser Happy Salma menjelaskan sengaja mengangkat tokoh Chairil Anwar yang tenar dengan puisi-puisinya seperti Aku, Krawang-Bekasi, Senja di Pelabuhan Kecil, Derai-derai Cemara, Do`a dan puluhan puisi lainnya, karena terpicu dengan gairah Chairil Anwar memperjuangkan kemerdekaan dan pasca kemerdekaan yang dituangkan pada puisi-puisinya.
Usai dipentaskan pada Sabtu dan Minggu tanggal 11 dan 12 November 2017 lalu di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Chairil tidak hanya menulis puisi tentang perjuangan. Banyak juga puisinya yang terinspirasi dari wanita-wanita di sekelilingnya yang sejalan dengan pementasan yang diberi judul “Perempuan Perempuan Chairil”. Baik Happy Salma maupun Agus Noor sebagai sutradara mengakui awalnya sulit untuk membuat naskah karena sedikitnya sumber fakta seputar Chairil sampai buku biografi Chairil Anwar yang ditulis Hasan Aspahani ditemukan. Kemudian Hasan disertakan dalam penulisan naskah yang banyak memasukkan baris puisi Chairil dalam dialog. Tidak boleh salah mengucapkan puisi yang terselip dalam dialog Reza butuh kerja keras menghafal puisi yang tidak sedikit itu.
Pementasan produksi Titimangsa Foundation yang didukung Bakti Budaya Djarum Foundation mengisahkan Chairil Anwar muda yang diperankan Reza Rahardian di tengah teman-teman wanitanya seperti Ida (Marsha Timothy, Sri Ajati (Chelsea Islan), Sumirat (Tara Basro) dan Hapsah Wiriaredja (Sita Nursanti). Melalui perbedaan karakter di antara keempat perempuan tersebut tercipta alur cerita yang menarik. Chairil yang flamboyan memuja banyak wanita akhirnya tersadar setelah bertemu Hapsah yang membawanya pada realita. Meski berakhir tragis, Chairil yang terlambat menyadari arti Hapsah setelah bercerai harus menemui ajalnya di usia muda ketika kerja keras mati-matian untuk merebut hati Hapsah kembali.
Foto: Dok. Image Dynamics