Riny Suwardy, Kebaya dan Filosofi Kupu-Kupu

Foto Ifan Hartanto Tata rias wajah & Rambut Tarabele

Kebaya. Begitu banyak pendapat yang memaparkan mengenai busana tradisional yang diperuntukan bagi kaum hawa ini. Ada yang mengatakan bahwa kebaya berasal dari Timur Tengah. Itu jika ditilik secara etimologi, disiplin ilmu yang mempelajari asal sebuah kata, konon kebaya berasal dari kata ‘abaya’ yang memuat arti pakaian. Namun ada pula yang mengatakan kalau kebaya memang lahir di Indonesia, di ranah Jawa. Yang kemudian berkembang ke daerah lain di nusantara ini, seperti Sumatera, Maluku, Sulawesi dan Kalimantan.

Selain di Indonesia, busana yang bercirikan bukaan depan ini, juga banyak dikenakan oleh wanita di negeri rumpun Melayu, seperti Malaysia, Brunei, Singapura, Birma. Namun hanya di Indonesia kebaya memiliki banyak rupa. Bahkan tampil sesuai dengan budaya daerah asal si pemakai. Di tangan 10 desainer terkemuka asal negeri sendiri, di antaranya seperti Amy Atmanto, Musa Widyatmodjo, Djoko Sasongko, paras kebaya pun menjelma cantik. Meski begitu unsur aslinya tetap dipertahankan. Mengapa? Karena mereka tidak ingin esensi sejati kebaya pupus oleh dinamika zaman


Nama Riny Suwardy tentu sudah tidak asing lagi dikalangan pecinta kebaya. Entah sudah berapa banyak buah kreativitas serta tangan trampilnya menciptakan desain kebaya beraura simpel, glamour sekaligus elegan. Kepiawaiannya dalam menerapkan detil menjadikan kreasi kebaya buatan Riny begitu mewah namun tetap bersahaja. Dalam mendesain kebaya, Desainer yang telah mengeluti dunia rancang busana sejak 13 tahun silam ini selalu menjaga pakem dari busana nasional itu.

“Buat saya, kebaya adalah keanggunan itu sendiri. Lantaran hal itu, saya selalu berpatokan pada pakem yang mendasarinya. Saya tidak ingin kreativitas saya merusak tatanan nilai maupun esensi yang tersemat pada kebaya,” ujar Riny. Selain itu, Riny juga memaparkan, bahwa hal yang dilakoninya tersebut merupakan bentuk apresiasinya dalam menempatkan kebaya, yang tidak hanya sebatas busana nasional semata. Tetapi lebih sebagai warisan budaya adiluhung Indonesia yang senantiasa harus dijaga dan tetap dilestarikan.

Meski begitu bukan berarti tampilan kebaya tidak dapat mengikuti perkembangan zaman. Nah, pada area inilah talenta Riny berbicara. Melalui pemilihan warna, tekstur dan permainan detil yang atraktif, ia pun membawa wujud dan paras kebaya menjadi kekinian. Kendati sohor sebagai desainer kebaya terkenal, tak lantas membuat wanita pemilik nama lengkap Riny Novita Suwardy ini tinggi hati. Kalaupun apa yang dihasilkannya kini dinilai indah. Hal itu tak lepas dari proses panjang yang ia jalani dan lalui dengan keteguhan hati. Layaknya filosofi kupu-kupu, dari ulat kemudian kepompong lalu menjelma jadi kupu-kupu yang indah.

Foto Adit Sastradipradja

LEAVE A COMMENT

BACK
TO TOP