“Glam, Vintage, Travelling” Theme for Divya & Michelle's Wedding Party In Grand Hyatt Bali, Nusa Dua

The Day We Met
Divya dan Michelle bertemu pertama kali sewaktu mereka masih bekerja di Hotel Shangrila Surabaya. Awal pertemanan antarrekan kerja ini selalu diiringi dengan adu mulut dan ketidakcocokan. Pada saat itu Michelle bekerja di bagian Sales & Marketing sedangkan Divya di bagian Front Office atau Operation. Bagi mereka yang familiar dengan dunia hotel, pasti tahu bahwa hubungan antardua departemen ini kurang harmonis. Seiring dengan berjalannya waktu, Divya dan Michelle justru semakin dekat, berteman baik. Setelah beberapa “coffee date”, keduanya justru menemukan banyak kecocokan hingga akhirnya memutuskan untuk menjalin hubungan yang lebih dari sekadar rekan kerja. Hubungan Divya dan Michelle tidak selamanya berjalan mulus, karena pihak keluarga Michelle masih meragukan keseriusan Divya. Keluarga khawatir jika perbedaan kultur akan menjadi hal yang tidak mudah untuk disatukan. Setelah 4.5 tahun menjalin hubungan, akhirnya Divya dan Michelle memberanikan diri untuk meminta izin menikah kepada orang tua Michelle, membuktikan keseriusan mereka untuk membina rumah tangga, dan berjanji untuk saling membahagiakan satu sama lain. Keseriusan yang ditunjukan Divya akhirnya meluluhkan hati orang tua Michelle dan merestui hubungan keduanya menuju ke jenjang pernikahan.

The Wedding Party’s Theme
Michelle dan Divya memilih tema pesta pernikahan “Glam, Vintage, Travelling” dengan alasan karena keduanya tumbuh dan besar di berbagai belahan dunia.

Wedding Preparation
Bagi Michelle, melangsungkan sebuah acara pernikahan di Pulau Bali merupakan impiannya sejak lama. Bermodalkan pengalaman kerja di dunia perhotelan dan menangani berbagai acara corporate maupun wedding membuat Michelle merasa bahwa “destination wedding” tidak akan sesulit yang dibayangkan. Setelah Michelle memutuskan Bali sebagai tujuan pernikahannya, maka persiapan pun dimulai. Tanpa Michelle sadari, ternyata mempersiapkan sebuah “destination wedding” jauh lebih sulit. Terlebih lagi dengan situasi keluarga besar yang terpencar di berbagai tempat semakin menyulitkan Michelle dan Divya untuk menyatukan pendapat (orang tua Divya berada di India, orang tua Michelle di Surabaya, sedangkan Michelle dan Divya di Jakarta).

Dengan latar belakang Michelle yang terbiasa menangani acara- acara besar di hotel membuat Michelle menjadi orang yang sangat perfeksionis sehingga Michelle pun sampai menganggap acara pernikahannya ini sebagai “project” super VVIP. Setiap hari ia mengecek hampir setiap detailnya. Keterlibatan Michelle yang sangat intens membuat Divya pun lelah, tapi seperti biasa Divya hanya bisa memberi dukungan sepenuhnya. Ia kerap berusaha menenangkan Michelle jika sesuatu yang tidak sesuai kehendaknya terjadi.

Bride’s & Groom’s Items
Memilih gaun, cincin, dan jas adalah hal yang mudah untuk dilakukan, tapi yang paling sulit adalah “menyeragamkan” setelan jas untuk para groomsmen dan gaun untuk bridesmaid karena mereka pun tersebar di beberapa belahan dunia dan kota seperti, Hongkong, Australia, China, Surabaya, India, dan Afrika. Pada akhirnya Divya pun memutuskan untuk hanya membeli kain yang cukup untuk membuat setelan jas dan celana untuk para groomsmen dan mengirimkannya ke masing - masing groomsmen supaya mereka bisa menjahit bajunya sendiri untuk menghindari kesalahan ukuran. Sedangkan Michelle memutuskan untuk membeli gaun pengiring pengantin yang ukurannya dapat disesuaikan dengan mudah. Pemilihan gaun pengantin termasuk mudah karena Michelle termasuk orang yang simpel. Hanya dengan mengunjungi 4 toko gaun Michelle sudah dapat memilih gaun impiannya.

D-Day
Selama seharian matahari bersinar cerah bahkan terik, tapi mendadak pada malam hari sekitar pukul 19.30, alam berkata lain dan memilih untuk mencurahkan berkahnya kepada kedua mempelai dengan menurunkan hujan. Akhirnya acarapun dipindahkan ke dalam Grand Ballroom dan tetap berlangsung meriah. Semua berkat teman-teman vendor dan pihak hotel Grand Hyatt Bali yang berhasil memindahkan acara ke dalam ruangan tanpa mengurangi keindahan dekorasi dan keintiman suasana dari luar ruangan ke dalam ruangan.Apa pun kendala yang muncul di hari itu, tanggapan para tamu sangat positif. Banyak tamu yang terkesan dengan hasil dekorasi yang dibuat oleh tim dari DekorIndo. Michelle merasa sang dekorator amat menghargai pendapat dan masukan darinya sehingga terciptalah dekorasi yang indah dan sangat mencerminkan kepribadian kedua pengantin dan perjalanan cinta mereka.

Best Moments
Momen terbaik adalah saat pemberkatan pernikahan, ketika pembacaan janji pernikahan. michelle tidak menyangka Divya akan berlutut sambil mengucapkan janji pernikahannya, karena selama 4.5 tahun menjalin hubungan, Divya bukanlah tipe pria romantis, bahkan saat melamarnya dulu.

Wedding Ingredients
Wedding Date: 18 Januari 2014
Wedding Venue
Holy Matrimony: Astina Chapel, Ayana Hotels and Resorts
Reception: Grand Hyatt Bali, Nusa Dua
Wedding Organizer: VaraWedding
Photographer
Pre-wedding Photographer: New Brides in house photographer
D-day Photographer: Gusde Photography
Make-up Artist: Momiji Make-up Artist
Videographer: Bali Metro Digiart
Wedding Gown: New Brides, Jakarta
Wedding Suit: Personal Design
Bridesmaid Gown: Bella Wilunga (ex. Bella Vista)
Hand Bouquet: DekorIndo
Wedding Ring: Personal Design
Wedding Cake: Ixora Cakes
Catering: Grand Hyatt Bali, Nusa Dua
Dekoration: DekorIndo
Invitation Card: PT. Rajasa
Souvenir: Bie Bie Souvenir & Fine Souvenir
MC: Frederic Ferry Adam
Entertainment: La Puja Band

LEAVE A COMMENT

BACK
TO TOP