TRESNA – Cerita Cinta Tiga Wanita

Cinta adalah sesuatu yang universal. Cinta mampu berbicara dalam berbagai bahasa. Meski tanpa kata, bahasa tubuh mampu menyampaikan untaian rasa yang ada di dalam jiwa. Tak hanya antara sepasang kekasih, banyak bentuk cinta yang lain yang mungkin lebih menghanyutkan. Cinta kepada tanah air, cinta kepada kedua orangtua, merupakan salah satu bentuk cinta yang akan terus abadi, yang tak akan pernah lekang.

Mengangkat tema cinta dalam sebuah seni pertunjukan, selalu mampu membangkitkan minat. Hal ini pula yang dilakukan oleh PT. Artistika Maheswara Indonesia (ArtSwara). Melalui pertunjukan teater yang digelar pada 25 dan 26 Januari 2014, di Galeri Indonesia Kaya, Grand Indonesia, Jakarta, ArtSwara menghadirkan cinta dalam bentuk yang berbeda. Di ruang publik yang didedikasikan oleh Bakti Budaya Djarum Foundation untuk masyarakat dan dunia seni pertunjukan ini, pertunjukan teater bertajuk ‘Tresna’, bahasa Jawa untuk cinta, menampilkan tiga kisah wanita yang berbeda latar dan cerita.

Kisah pertama menampilkan Cut Nyak Dhin. Seorang pejuang wanita asal Aceh yang cintanya kepada tanah air telah diketahui banyak orang. Perjuangan beliau melawan penjajah merupakan bentuk cintanya kepada Indonesia, yang tak pernah padam hingga akhirnya menutup mata. Sementara kisah kedua menceritakan tokoh Kidul, istri raja yang terikat pernikahan mistis. Kebimbangan pun melandanya dalam proses pencarian jati diri, diantara cerita dan mitos yang beredar mengelilinginya.

Kisah terakhir menggambarkan hubungan cinta yang tak akan pernah putus antara ibu dan anak. Antara Amba dan ibunya, Kirana, dan antara Kirana dan ibunya, Laksmi. Hubungan yang meski tak sempurna, namun dengan cinta, mereka saling melengkapi satu sama lain.

Kehadiran Galeri Indonesia Kaya terbukti mampu membangkitkan gairah seni dan budaya. Di dalam auditorium yang dilengkapi fasilitas modern ini, para seniman Indonesia bebas berkarya, tanpa disibukkan oleh jumlah rupiah yang harus mereka keluarkan untuk menyewa tempat. Di tempat ini pula baik seniman senior maupun pemula dapat berdiskusi, menambah wawasan, demi kemajuan seni dan budaya negeri tercinta ini.

Teks : Setia Bekti Handayani
Foto : Dok. Galeri Indonesia Kaya

LEAVE A COMMENT

BACK
TO TOP