Duo Desainer Mety Choa-Monica Ivena Persembahkan Gaun 'Dari Wanita untuk Wanita'

Foto: dok. Rizki Ati Hulwa


Istilah women empowerment menjadi viral beberapa tahun belakangan ini. Namun apakah Anda tahu makna dari kata tersebut? Secara harfiah, women empowerment memiliki arti pemberdayaan perempuan dan secara garis besar diartikan sebagai kegigihan dalam mewujudkan aspirasi, mimpi ataupun cita-cita. Istilah ini juga dijadikan inspirasi oleh dua desainer Indonesia, Mety Choa dan Monica Ivena untuk koleksi gaun yang mereka peragakan dalam pagelaran bertajuk ‘Women’.


Mety Choa sendiri mengeluarkan koleksi Maison Met bertajuk ‘Ignite’ yang diakuinya terinspirasi dan dipersembahkan untuk para perempuan serta bagaimana perempuan memberdayakan diri mereka untuk lingkungan serta komunitasnya. Mety melihat banyak perempuan masa kini dengan latar belakang berbeda seperti ibu rumah tangga hingga profesional atau pebisnis memiliki daya tarik dan pesonanya masing-masing. Kepercayaan diri dan kemampuan perempuan tersebut memainkan banyak peran dalam kehidupan inilah yang dituangkannya dalam koleksi kali ini.


Foto: dok. Rizki Ati Hulwa


Desain Mety yang identik dengan drapery disuguhkan juga di dalam berbagai interpretasi koleksi ini. Baginya, teknik drapery mampu memberikan karakter pada setiap karyanya, “Drapery is beautiful and very personal,” kata Mety.


Foto: dok. Rizki Ati Hulwa


Pada koleksi ini, Mety mengelompokkannya dalam tiga segmen, pertama Rose yang disimbolkan sebagai timeless beauty dan elegansi. Rose merepresentasikan sosok perempuan yang lembut dan elegan. Dalam koleksi kali ini, Rose diimplementasikan menjadi gaun-gaun berstruktur dengan dominasi warna baby pink dan light green. Palet warna tersebut dipercaya Mety dapat mencerminkan sisi elegan dan keanggunan perempuan. Beberapa material juga diolah menyerupai tekstur rose petals untuk detil aplikasinya dengan tambahan taburan swarovski dan sequin berwarna senada.


Foto: dok. Rizki Ati Hulwa


Segmen kedua ada Diamond yang menggambarkan sisi perempuan yang tangguh. Segmen ini terinspirasi dari batu mulia diamond yang memiliki bentuk yang indah dan memancarkan kilauan setelah melalui proses alam yang menakjubkan. Warna pilihannya adalah ice blue dan silver yang berpadu dalam sentuhan warna biru.


“Saya percaya bahwa perempuan akan tetap bersinar dengan cara mereka sendiri terlepas dari berapapun usianya. Proses alam itu indah dan memiliki sisi uniknya masing-masing. Just like people say ‘there is always beauty in everything,” ujar Mety.


Segmen penutup adalah Fireworks yang hadir dalam nuansa lebih gelap dan bold dengan detil glittered tulle dan pleats dalam pulasan warna merah, dark grey dan hitam. “Banyak perempuan sukses menjadi signifikan dan memberikan dampak positif terhadap orang lain dan lingkungannya. Untuk menjadi signifikan, kita perlu keberanian dalam mendobrak keluar dari zona nyaman. Ibaratnya, fireworks yang perlu dinyalakan terlebih dahulu untuk memancarkan keindahannya, live your life to the fullest, so then you will inspire others,” kata Mety.


Foto: dok. Rizki Ati Hulwa


Hampir sama dengan Mety, Monica Ivena juga memiliki perspektif dalam melihat sosok perempuan. Koleksinya yang bertajuk Le Marie terinspirasi dari sosok Marie Antoinette sebagai ratu terakhir dari kerajaan Perancis sebelum revolusi Perancis.


Foto: dok. Rizki Ati Hulwa


Sosok Marie Antoniette yang kerap menjadi inspirasi di dunia fesyen dilihat oleh Monica sebagai sosok muda dan berani. “Saat menjadi ratu, Marie Antoniette masih berusia sangat muda. Namun, dia mampu create her own force in fashion,” ujarnya.


Foto: dok. Rizki Ati Hulwa


Monica melihat karakter tersebut begitu relevan dengan perempuan-perempuan masa kini yang kuat dan kreatif. Perempuan itu harus hebat mengurus rumah tangga, dapat menolong suami, mengurus anak, menjadi contoh yang baik untuk anak-anak dan selalu berusaha memancarkan energi positif bagi lingkungannya.


Foto: dok. Rizki Ati Hulwa


Semua esensi tersebut diterjemahkan oleh Monica ke dalam 20 look desain yang menjadi identitas gaya Marie Antoinette. Potongan korset, siluet ballgown dan permainan komposisi volume mendominasi keseluruhan look pada koleksi kali ini. Tentu saja masih menghadirkan ciri khas Monica dengan mengolah intrikasi detil embroidery dan beading yang pengerjaannya memerlukan ketelitian dan ketekunan.


Foto: dok. Rizki Ati Hulwa


Koleksi kali ini juga lebih terkesan femininnya. Pemilihan warna pastel tidak akan megurangi kesan ‘kuat’ pada sisi perempuan karena Monica jeli memilih bahan tulle scuba atau shantung menjadi gaun yang sangat apik.

LEAVE A COMMENT

BACK
TO TOP