JFFF 2016: Mayaratih Couture "Black is Gold"

Busana couture menjadi salah satu segmen busana yang mengalami perkembangan signifikan, dan diakui setiap jengkal busana couture memiliki esensi seni yang tinggi. Seperti halnya koleksi busana couture rancangan Mayaratih. Menampilkan sederet busana couture bertemakan “Black is Gold”, Mayaratih menerjemahkan masa depan yang hitam gelap penuh misteri dengan warna emas yang cemerlang. Berpikir positif dan menjalani hidup dengan lurus menjadi kunci menuju cahaya emas, begitu cara Mayaratih memandang hidup sekaligus latar belakang pemilihan tema.

Bertempat di Ballroom Harris Hotel & Conventions Kelapa Gading-Jakarta, Mayaratih mempersembahkan koleksi couture terbarunya yang terdiri dari tiga sekuen. Sore itu tanggal 7 Mei 2016, tamu yang datang dibuat terpukau dengan delapan evening gown sebagai pembuka. Satu per satu model keluar dari balik panggung memakai gaun hitam dengan sedikit warna emas sebagai aksen lengkap dengan headpiece hasil tangan seniman Bandung Ikie Suryadi (Morphacio Body Art). Didukung musik dan suasana yang gelap model keluar dengan ekspresi dan gerak laku yang penuh emosi. Dibantu oleh senior teater kawakan R. Tono dan senior sinematografer Umar Setyadi, Mayaratih ingin menyuguhkan peragaan busana yang berbeda dengan konsep teater.

Selanjutnya sekuen kedua merupakan empat gaun pengantin dengan ragam siluet. Ballgown putih disertai sentuhan warna emas menjadi cara Mayaratih memberikan pilihan bagi calon pengantin yang bosan dengan warna dan siluet yang monoton. Di akhir sekuen sekaligus penutup, muncul deretan busana dengan kain Bali salah satunya kain poleng seperti papan catur berwana hitam putih. Untuk memperindah busana-busananya terdapat bordiran di sepanjang busana yang berdesain kontemporer.

Foto: Vaesy

LEAVE A COMMENT

BACK
TO TOP