Pementasan Puisi Teatrikal "Manusia Istana" yang Penuh Emosi

Ungkapan kegundahan dan rasa kecewa pada pemerintahan tidak hanya dapat disampaikan melalui demonstrasi. Masih banyak cara-cara lain, Radhar Panca Dahana misalnya, meluapkan kegundahannya melalui puisi-puisinya yang cenderung bernada satir menyindir. Radhar yang juga budayawan, pernah memanggungkan kumpulan puisi pertamanya yang berjudul “Simfoni Duapuluh” pada tahun 1985. Dan kini pada 28 Januari 2017 mendatang Radhar bersama Bakti Budaya Djarum Foundation kembali mementaskan antologi puisinya “Manusia Istana” yang diproduksi oleh Teater Kosong bersama dengan Oz Production dan Kasni Production.

Pada 18 Januari 2017 lalu bertempat di Galeri Indonesia Kaya, Grand Indonesia - West Mall, Radhar dan sejumlah artis yang akan membacakan puisi, hadir dalam jumpa pers. Dalam kesempatan bincang-bincang bersama para artis seperti Olivia Zalianty sekaligus sebagai produser, Marcella Zalianty, Maudy Koesnaedi, Toni Q Rastafara dan Ivan “Slank”, terungkap bagaimana sulitnya membawakan dan menyampaikan puisi-puisi Radhar yang penuh amarah dan emosi. Meskipun tidak hadir dalam jumpa pers, Cornelia Agatha dan Prisa Nasution akan ikut serta membawakan masing-masing 2 puisi sama seperti yang lain. Marcella sendiri akan membacakan 2 puisi Radhar yang berjudul “Air Mata Umara” dan “Parlemen Gerutu”. Menariknya antologi puisi karya Radhar yang diterbitkan tahun 2015 ini walaupun mengangkat isu-isu politik semasa orde baru dan reformasi yang sudah puluhan tahun berlalu, namun hingga kini “Manusia Istana” tetap berlaku pada suasana politik masa kini.

Berdurasi kurang lebih 2 jam, pementasan puisi teatrikal “Manusia Istana” akan dipertunjukkan di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki yang akan dimulai pukul 19.30 WIB tanggal 28 Januari 2017. Tiket dapat dibeli secara online di website kiostix.com dengan tiket masuk mulai dari Rp 75.000 – 750.000.

Foto: Dok. Image Dynamic

LEAVE A COMMENT

BACK
TO TOP