Plus-Minus Keterlibatan Orang Tua Dalam Menentukan Detail Pernikahan

Banyak calon pengantin yang mendapatkan intervensi dari orang tua sejak awal perencanaan pernikahan hingga mengatur jalannya acara. Ada anak yang menerima atas dasar anggapan bahwa orang tua juga ingin memberikan yang terbaik dengan terlibat langsung mengurus persiapan. Di sisi lain ada pula anak yang ingin pernikahannya berlangsung sesuai dengan mikmpi dan keinginannya. Di situlah timbul warna-warni cerita yang kadang dialami para calon pengantin dalam menyiapkan pernikahannya.

Bagi calon pengantin yang sudah memiliki konsep dan rencana sendiri terhadap pernikahannya. Keterlibatan orang tua kadang memberi tantangan baru apabila dijumpai momen perbedaan yang mendasar antara keinginan orang tua dan anak. Lalu agar tidak menjadi drama yang berlarut-larut, apa saja yang dapat ditempuh calon pengantin agar tetap menjaga hubungannya dengan orang tua?

Pilih membiayai sendiri atau mendapat biaya dari orang tua
Menerima tambahan dana dari orang tua memang cukup melegakan. terlebih bagi yang merasa bujet yang dikumpulkan masih kurang. Pasangan yang dalam kondisi demikian tentu tidak akan menolak ketika orang tua menawarkan bantuan atau tambahan biaya. Akan tetapi, tentu ada konsekuensi atas tambahan biaya tersebut, yakni harus menerima kemauan dari pihak orang tua. Intinya perencanaan matang pernikahan akan ada perubahan sesuai keinginan orang tua.

Khawatir akan hal tersebut dan ingin tetap konsisten dengan konsep pernikahan yang sudah dicita-citakan? Maka usahakan biaya pernikahan berasal sepenuhnya dari kantong kedua calon pengantin. Maka di situ calon pengantin merasa memiliki hak penuh mengatur pernikahannya. Jadi jika ingin pernikahan seperti yang sudah terencana berusahalah mandiri dengan bujet pernikahan.

Konsep pernikahan yang tidak melawan arus
Berkaitan dengan konsep, kadang pertentangan dari pihak orang tua disebabkan konsep yang diajukan atau direncanakan tidak lazim bagi orang tua. Perbedaan generasi yang mempengaruhi pemikiran dan selera tanpa disadari memicu terjadinya konflik. Tidak ingin menghadapi kerumitan yang sudah cukup memusingkan dalam menghadapi semua vendor, sebaiknya calon pengantin tidak melakukan sesuatu hal baru yang dianggap melawan arus kebiasaan yang sudah menjadi tradisi. Meskipun di sisi lain harus pasrah tanpa mampu mengeksplorasi pernikahannya agar tampak berbeda.

Foto: Dok Istimewa

LEAVE A COMMENT

BACK
TO TOP