Weddingku

Chinoiserie Themed Wedding

SELVY & BOY - 20 SEPTEMBER 2015
| 1608

Chinoiserie Themed Wedding

Tema resepsi pernikahan ternyata tak cuma berasal dari dongeng kerajaan atau cantiknya musim semi. Porselen klasik zaman Dinasti Ming pun bisa jadi sumber inspirasi kamu, brides-to-be. Simak kisah pernikahan Selvy dan Boy berikut ini ya.

Berawal dari pertemuan di rumah sahabat, Selvy dan Boy pun saling tertarik dan berpacaran. Setelah melewati kebersamaan selama 5 tahun, keduanya pun resmi menjadi sepasang suami istri pada 20 September lalu.

Wedding proposal mereka pun terbilang romantis. “Saya suka sekali film “How to Train Your Dragon”, buatan Dreamworks, terutama karakter Toothless. Lalu suatu hari Boy bawa miniatur Toothless dari icon POP buat saya. Saya senang sekali. Then I looked closer, ada cincin di leher Toothless-nya!” kenang Selvy.

Tak lama, pasangan ini pun menyiapkan pernikahan mereka. Kecintaan mereka kepada kecantikan alam menjadi inspirasi pemilihan lokasi pernikahan. “Saya dan Boy suka dengan alam dan kesan natural. Yang saya suka dari outdoor adalah bidang ruangnya riil ciptaan Tuhan. Venue pernikahan kami beralaskan tanah dan rumput bukan karpet, beratapkan langit bukan gypsum, serta ada pohon dan gemericik air. Semua elemen natural ada disana,” ungkap Selvy. Keduanya pun sepakat memilih Alam Sutera Sport Center sebagai saksi kebahagian mereka memasuki fase hidup baru.

Tidak hanya lokasi resepsi pernikahan yang indah, gaun yang dikenakan Selvy di hari bersejarahnya pun terbilang spesial. Sebab, tangan Selvy-lah yang membuat sketsa gaun pengantinnya. Kemudian, bersama sang desainer Cynthia Kusuma, sketsa tersebut disulap menjadi gaun cantik. Proses membuat gaun pernikahan Selvy memang tak mudah karena ratusan mutiara berat akan disematkan di bahan tile. Tentu saja, konstruksi tile harus diperhatikan baik-baik agar tidak meregang saat ditarik beban berat. Kesulitan pembuatan gaun tidak terhenti sampai di situ. Setiap mutiara indah tersebut harus dipasang satu per satu ke gaun dalam posisi terpakai di badan. “Saya harus fitting dari jam 11 siang sampai jam 6 sore untuk memasang mutiaranya saja hehehe…. Saya senang hasilnya memuaskan sekali,” ujarnya.

Untuk tema resepsi pernikahan, pasangan ini ternyata terinspirasi dari keramik biru-putih seperti koleksi Majolica by Dolce Gabbana. Selvy dan Boy pun mengembangkan ide dasar tersebut dengan berbagai penyesuaian latar belakang mereka sebagai orang Asia. Akhirnya, mereka pun memilih konsep porselen biru-putih dari Dinasi Ming sebagai konsep visual acuan perhelatan mereka.

Alhasil, hampir semua elemen di pernikahan mereka bermotif Chinoiserie yang cantik dan klasik. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal ini, Selvy dan Boy harus hunting demi menemukan detail dekorasi yang tepat. “Dekorator Goodmoodstylist yang paling berperan di sini. Bahkan backdrop wedding stage kami pun motifnya disesuaikan. Jadi, mereka print sebagai wallpaper. Saya paling suka dengan table setting di family area. Pengaturannya sangat detail, bahkan hingga tisunya pun dicetak sesuai tema kami,” tuturnya.

Saat ditanya mengenai highlight pernikahan, keduanya ternyata punya jawaban berbeda, brides. Bagi Selvy, hal yang paling berkesan adalah ketika ia membuat sepatu wedding-nya yang bermotif porselen. Selvy bahkan harus mengimpor dari Amerika Serikat demi mendapat cat khusus untuk sepatu berbahan leather-nya. Sementara bagi Boy, persiapan hari H pernikahan yang santai justru begitu berkesan. Saat hampir semua pengantin harus bangun sangat pagi untuk mempersiapkan diri jelang resepsi, Boy justru baru mulai bersiap-siap pukul 9.30 pagi!

BACK
TO TOP