Gaia Kebaya dan Nita Songket

Gaia Kebaya: Ratih Ariestika Sari

Cita-cita merupakan harapan juga tujuan yang memberi semangat kepada setiap orang dalam menjalani hidup. Namun terkadang, jalan hidup membawa seseorang untuk lebih berhasil justru bukan karena apa yang sejak kecil dicita-citakannya. Seperti halnya yang terjadi pada Ratih Ariestika Sari. Cita-citanya untuk menjadi seorang dokter memang tidak terwujud, tapi perjalanannya sebagai seorang desainer justru membawanya terus berjalan meraih kesuksesan demi kesuksesan.
Adalah Lellys Kurniati, sang mama, yang memperkenalkan Ratih kepada dunia fashion. Berawal dari merancang busana ready to wear, pada tahun 2009, Ratih mulai menekuni desain kebaya. “Diperlukan inspirasi yang tinggi untuk menghasilkan mahakarya kebaya, baik dari sisi detil maupun model. Saya merasa tertantang untuk merancang kebaya yang unik, cantik, anggun dan serasi untuk digunakan oleh setiap pelanggan yang mengenakan kebaya yang saya rancang,” papar ibu dari Leilani Cahaya Aurelia dan Raisya Cahaya Ammara ini mengenai ketertarikannya pada kebaya.
Bila sang mama adalah sosok yang mengenalkannya pada dunia fashion, maka Anne Avantie menjadi tokoh idola bagi sulung dari tiga bersaudara ini. “Saya selalu suka rancangan beliau dan mendapat inspirasi dari sana, tentu saja saya padu padankan dengan kreasi saya sendiri, ” ujar pemilik Gaia Kebaya & Hijab Store ini. Maka beruntunglah para calon pengantin yang mempercayakan desain kebayanya pada Ratih, karena kebaya yang simpel namun berdetil cantik hingga terkesan mewah akan menjadi milik Anda, dan tentu saja seperti diuraikan Ratih, disesuaikan dengan bentuk tubuh, warna kulit dan tema dari pernikahan itu sendiri.

Nita Songket: Dosma Panjaitan

Terbiasa melihat anggota keluarga dan para tamu mengenakan songket di setiap acara dan pesta pernikahan, membuat Dosma Panjaitan akhirnya tertarik untuk menekuni kain tenun asal Palembang ini. Motif tenun songket yang beraneka ragam dengan warna-warna yang cerah berhasil memikat wanita kelahiran Pintu Batu, Sumatera Utara ini untuk terjun dan berkecimpung ke dalam bisnis ini sejak tahun 2005. Sebuah keputusan yang tepat, karena kini sepuluh tahun kemudian, nama Nita Songket, brand yang dibuatnya, telah menjadi salah satu pengusaha songket yang cukup dapat dipercaya.
Waktu sepuluh tahun tentunya lebih dari cukup bagi ibu dari Junita Herawati dan Herdi Kurniawan ini untuk mempelajari beragam motif songket, juga arti dan kegunaan dari masing-masing motif itu sendiri. Seperti kali ini, songket yang ditampilkannya bersama kebaya koleksi Gaia Kebaya & Hijab Store ini bermotif lepus. Kata lepus yang memiliki arti menutupi ini ditujukan kepada benang emas yang menutupi hampir semua permukaan kain songket. Karenanya, tenun songket lepus menjadi songket dengan kualitas dan harga tertinggi dibandingkan tenun songket lainnya. Dan ini pula yang membuat tenun songket lepus menjadi tenun songket yang paling sering dikenakan oleh pengantin dalam sebuah pesta pernikahan.
Selalu menjaga kualitas produk, menanamkan rasa tanggung jawab terhadap diri sendiri dan pegawai, juga memberikan pelayanan yang ramah, merupakan kunci keberhasilan Nita Songket. Dengan memegang teguh motto hidupnya yaitu disiplin, ulet dan gigih, pecinta fettuccini carbonara ini berharap dapat segera membuka cabang baru dalam waktu dekat untuk meningkatkan pelayanan kepada para customer.

Foto Ridha Kusumabrata - Kotak Imaji

LEAVE A COMMENT

BACK
TO TOP