Salah satu perancang kebanggaan Indonesia, Biyan Wanaatmadja, pada tanggal 28 Juli 2010 lalu memeragakan koleksi Biyan Womenswear Collection 2010/2011 di Hotel Mulia, Senayan. Dalam 100 gaun rancangannya malam itu, Biyan mengolah busana tradisional ala zaman kerajaan menjadi modern. Mengusung tema "As Time Goes By", Biyan bercerita bahwa rancangannya tahun ini merupakan sebuah perayaan akan masa lalu, tentang tradisi dan masa lalu. Ia mengambil inspirasi dari busada adat bangsawan dan kerajaan di nusantara yang terbentuk berkat pengaruh dari budaya bangsa-bangsa lain. "Bila kita melihat busana sebuah kerajaan, secara otomatis kita dapat merasakan keistimewaannya. Sebuah busana atau seragam adat, tak sekadar menjadi lambang kebesaran sebuah kultru, tetapi juga mencerminkan keunikan karakter dan kekuatan watak kebudayaan itu sendiri. Pada saat itulah kita merasakan kekayaannya."tutur Biyan dalam siaran persnya. Bekerjasama dengan produsen kristal asal Austria, Swarovski Elements, membuat rancangan Biyan kali ini berbeda dari sebelum-sebelumnya, rancangan terlihat sangat "berkilau". Namun kemewahan itu bukan hanya terlihat dari "kilauan" kristal nan cantik tersebut, tapi mewah karena sarat nilai dan kenangan. Di tengah kemajuan teknologi modern, tradisi dari masa lalu terasa menjadi kemewahan.
Suasana sejak awal dibangun melalui penataan panggung yang menampilkan bangunan yang mengingatkan pada reruntuhan candi. Lalu ketika ruang gelap di langit-langit berkelip lampu-lampu kecil seperti bintang. Alunan alat musik dari bonang, kendang, dan suling dibawakan langsung lima pemusik membuka pergelaran, mengiringi 30 penari yang gerak ayun tubuh dan tangannya mengambil tari Jawa melalui koreografi Andara F Moeis (24). Andara adalah penerima beasiswa dari Yayasan Kelola. Kali ini adalah tahun ketiga Biyan menggalang dana bagi Yayasan Kelola untuk seniman perempuan dalam seni tari. Pesannya dengan sangat jelas tersampaikan, yang berasal dari tradisi dapat tampil kontemporer. "Tema ini untuk merayakan peninggalan budaya dan tradisi. Berbicara tradisi berarti membicarakan sesuatu yang berharga," kata Biyan sebelum berlangsungnya peragaan. Itu sebabnya pada tahun ke-27 berkarya ini Biyan juga bekerja sama dengan produk perawatan kulit Citra, kerja sama yang sempat membuat beberapa orang bertanya. "Ada kesamaan antara Biyan dan Citra, sama-sama bertumbuh di Indonesia, dan sama-sama mengangkat nilai tradisi dan menampilkannya dalam kemasan nan modern".
Koleksi Biyan kali ini terasa dramatis karena pilihan warna, dari coklat, hijau, ditutup dengan seri merah anggur. Percampuran antara kain yang lembut, seperti sifon, renda, dan satin, dengan yang lebih berat, seperti beludru dan sutra duchess, juga berkesan dramatis. Alhasil, ini adalah koleksi yang dalam siluet sangat berciri Biyan yang berdaya pakai tinggi. Hal baru ada dalam permainan draperi, teknik potong, dan teknik moulage pada boneka dalam membuat pola. Juga detail sulam, corak, pemilihan kain, termasuk pemakaian tenun ATBM.
Dan yang sangat memukau dalam keseluruhan koleksinya kali ini adalah tampilan warna Emas (gold) yang berhasil dieksplorasi dengan sangat menonjol dan memukau, baik dalam warna riasan wajah dominan berwarna gold yang dikenakan dari lembaran tipis emas 24 karat, serta warna elemen perunggu dan kuningan yang berhasil dituangkan sangat maksimal dalam kemasan aksesorinya. "Budaya adalah sesuatu yang tak akan habis digali," kata Biyan yang berharap desainer lain bisa lebih variatif saat mengangkat sisi budaya dalam rancangan mereka. Tak heran bila dia menyebut busana adat sebagai "amazingly old but surprisingly modern". Rias wajah para model malam itu dipersembahkan oleh tim makeup artist Shu Uemura. Dan salah satu makeup artistnya yang juga sebagai brand ambassador shu uemura yang turut mempercantik tampilan para model adalah Mayke Sastra, yang keahlian riasannya sudah sering dilihat dalam halaman fashion dan halaman beauty di majalah weddingku.
Teks: Enrico
Foto dok: Vaesy