Love story
Sepupu Debby, Emilia Biefer, menikah dengan pria asal Belanda. Saat Debby menjomblo, Emilia mengenalkannya dengan teman sang suami yang juga jomblo. Akhirnya pada tahun 2009 Debby dan Jan berkenalan lewat email dan Yahoo Messenger. 6 bulan kemudian, yaitu awal tahun 2010, Debby pergi berlibur ke Belanda sekaligus bertemu dengan Jan. Keduanya langsung merasa cocok satu sama lain. Sampai akhirnya memutuskan untuk menjalin hubungan jarak jauh. Pada bulan September 2010, Jan datang ke Jakarta untuk bertemu keluarga Debby sekaligus melamar. Dan pada Juni 2011 pasangan ini pun sepakat untuk menikah.
Debby mencintai Jan karena ia adalah laki-laki yang sangat sabar dan penyayang. ”He has a heart of gold and he treats me like a queen.” Pada dasarnya Jan adalah seorang yang pemalu dan pendiam, tapi di hadapan Debby, Jan bisa menjadi sangat bawel.
Sedangkan menurut Jan, “Debby is a very sweetest girl I've ever met. She has the kindest heart and the prettiest smile. She brings out the good things in me.”
“Will You Marry Me?”
Setelah diperkenalkan tentang budaya Indonesia, suatu malam Jan meminang Debby di hadapan orang tuanya. “It was a very emotional moment. He told them he loved me so much and asked for their permission to marry me,” kata Debby, “Then he went into tears, then my mom also went into tears, then also my dad. So they all cried in the dining room.” Malamnya, ketika Debby pulang kerja, Jan melamarnya dengan berlutut. Lalu Debby menanyakan tentang cincinnya. Jan menjawab, “Besok kita beli."

Wedding Theme
Tema pesta keduanya adalah family, simple, sweet, and warm. Keduanya sepakat untuk mengadakan pesta untuk dinikmati bersama. Terlebih lagi, pernikahan ini adalah keajaiban Tuhan. Sudah 11 tahun, Debby tidak bertemu dengan 2 kakak perempuannya yang tinggal di Amerika Serikat Khusus untuk pernikahan Debby, mereka pulang ke Jakarta. Jadi pesta yang tergelar sangatlah emosional. Pasangan mempelai ini hanya menyebarkan 200 undangan khusus untuk keluarga dan sahabat terdekat.
Keduanya menyukai pernikahan tradisional dan bernuansa “American Wedding”. Jadi, Debby dan Jan sepakat menggunakan tradisi kuno. Tema warna yang dipilih adalah pistacchio green, baby yellow, dan putih. Kebetulan pistacchio green adalah warna favorit keduanya.
Preparations
Cukup simpel. Semua panitia termasuk Wedding Organizer adalah teman dan keluarga. Dua minggu sebelum hari-H, keduanya baru sibuk mengurus jas dan gaun pengantin. Di sela-sela itu, Debby masih mengurus detail lainnya seperti buku tamu, bingkai foto, yang sengaja dibuat sendiri berupa produk handmade. Meski suasana bisa dikatakan cukup sibuk, tapi mereka sama sekali tidak mengalami stres. Semua teman Wedding Organizer sangat membantu dan bersikap profesional.
Wedding ring
Pada dasarnya semua esensi dalam pernikahan Debby dan Jan adalah “sumbangan”. Tapi justru di situlah kesan “meaningful” amat terlihat Pasangan ini merasa sangat dicintai. Debby mendapatkan pemberian berupa berlian kecil dari sang tante yang sengaja disimpan lama khusus untuk pernikahan Debby. Bahkan, cincin kedua mempelai merupakan kado pernikahan dari seorang sepupu di Amerika, yang dipesan langsung ke Royal Jewelery.
Wedding Cake
Kue pengantin juga merupakan “sumbangan” dari tante Debby. Beliau memesan wedding cake yang desainnya disesuaikan dengan konsep baju pengantin Debby.
Wedding bells
Demi mewujudkan impian Debby untuk mendengar ramainya denting suara wedding bells di pesta pernikahannya, kedua kakak Debby khusus membawakan wedding bells dari Amerika. Masing-masing tamu diminta memegang wedding bells untuk dibunyikan ketika keduanya resmi dinyatakan sebagai suami istri.

Wedding Song
Entrance song saat pemberkatan ditulis oleh sahabat Debby yaitu Laurie Bernardine, yang sangat mengetahui kisah cinta Debby dan Jan. Lagu tersebut dinyanyikan oleh kedua kakak Debby, Donny dan Deasy. MC yang memandu upacara pernikahan Jan dan Debby adalah Rio Silaen yang merupakan sahabat sekaligus guru vokal Debby.
Wedding Gown & Suits.
Gaun pengantin yang dikenakan adalah rancangan Debby sendiri, gabungan dari beberapa desain. Debby juga mengenakan sepatu warna kuning setingi 15 cm yang merupakan kado dari sepupunya. Sedangkan Jan yang mempunyai karakter simpel, mengenakan jas berpotongan sederhana namun terlihat elegan.
The Best Moment
Momen paling berkesan adalah ketika tiba-tiba ada kejutan berupa pemutaran video yang berisi ucapan selamat dari para keponakan, sepupu, yang tinggal di luar negeri dan tidak bisa hadir. Debby menangis sepanjang pemutaran video berlangsung. Saat father-daughter dance, Debby memilih lagu Cinderella dari Stephen Curtis Chapman. Sedangkan lagu first dance pasangan adalah Love You More, yang merupakan lagu kenangan keduanya saat masih berpacaran. Kedua lagu tersebut dinyanyikan oleh kakak Debby yaitu Donny dan diiringi oleh sahabat-sahabat Debby dari Lite Entertainment.
Special Moment
Saat mengucapkan janji, Jan lupa akan kata-kata yang dibuatnya sendiri. Melihat Jan panik, Debby malah tertawa. Lalu saat acara lempar bunga, ada seorang sepupu yang sangat bersemangat hingga jatuh terjerembab. Istimewanya lagi, dalam acara pernikahan tersebut ada mini concert dari sahabat-sahabat dari D’Chorus.
Wedding Ingredients
Tanggal Pernikahan: 25 Juni 2011
Venue Pesta: Sona Topas Tower lt 4, Sudirman
Venue Akad nikah/pemberkatan: GBI Sona Topas, Sona Topas Tower
Wedding Organizer/EO: Lin's Signature dan Lite Production
Fotografer Prewedding & Hari H: Spotlite Photography
Videografer: The Little Rock
Gaun Pengantin: Ms. Siu Fa
Jas Pengantin: Richard
Make Up artist: Evelyn Tanu
Gaun untuk Bridesmaid/Pengiring: Esther
Wedding Ring: Royal Jewelery
Kartu Undangan: Self made, designed by Diana Iskandar (maid of honor)
Souvenir: Self made, designed by Laurie Bernardine (friend)
Catering: Bali Indah Catering
Dekorasi: Classy Decoration
Handbouquet: Lucy Florist
Wedding Cake: Justin Cake
MC: Rio Silaen
Entertainment: D'Chorus, Lite Entertainment