Jakarta, 3 Agustus 2012 – Dengan mengangkat judul 'Timeless Elegance', Wangie Kebaya berpartisipasi langsung pada acara fashion show yang diselenggarakan di mainstage Jakarta Wedding Festival 2012.
Pada peragaan busananya kali ini, Wangie Kebaya secara khusus mendesain kebaya dengan bentuk minimalis tapi tetap manis, cocok untuk para calon pengantin yang mengusung tema tradisional pada pernikahannya.
Desain bordir yang unik menjadi daya tarik serta ciri khas tersendiri pada setiap kebaya yang dikeluarkan Wangie Kebaya, perpaduan bahan lokal dan luar menjadikan kualitas kebaya yang ditawarkan desainer asal Bali sangat dapat diperhitungkan.Kebaya yang dikeluarkan Wangie Kebaya mulai dari kebaya pesta dan kebaya untuk acara pernikahan. Bahan yang dipakai adalah brokat perancis dengan detail payet, kristal dan swarovsky, dan ada handmade bunga - bunga corsace untuk menambahkan bentuk 3D pada kebaya yang ia rancang.
Detail lipitan nampak pada kebaya yang dipamerkan, terbuat dari bahan chiffon lipitan dari Wangie Kebaya seakan menjadi ciri khas dari rancangannya. Songket Palembang hadir melengkapi kebaya dari desainer asal Bali ini, dengan warna - warna yang meriah cocok untuk ke acara pesta pernikahan yang penuh dengan kesan glamor.
"Saya ingin membuat kebaya itu, look nya tidak hanya tradisional aja yang hanya dipakai hanya dengan kain saja, tapi bisa dipakai juga mungkin dengan celana, karena dengan bustier yang di tampilkan jadi look nya bisa sangat moderen," ujar Ida desainer dari Wangie Kebaya.
Warna yang dikeluarkan pada fashion show kali ini lebih terlihat sangat berkilau, perpaduan warna bold yang tajam hadir pada kebaya pengantin koleksi Wangie Kebaya dan warna manis pun terpancar dengan warna pink dan soft gold pada rancangan kebaya ready to wear.
Ida juga mengambil inspirasi pada world fashion tetapi masih tetap mengombinasikannya dengan detail kebaya yang elegan dan masih fokus pada pakem kebaya.
"Seperti pada detail 3D tadi yang terinspirasi pada fashion dunia, floral detail kan lagi in juga di Milan, Paris, yang kebanyakan old couture"
Teks : Raiza Andini