Dalam setiap organisasi tidak selalu berjalan mulus tanpa ada silang pendapat. Sama halnya yang terjadi dalam tubuh APPMI (Asosiasi Perancang dan Pengusaha Mode Indonesia) yang mengalami konflik hingga berujung 118 anggotanya mundur. Bertahun-tahun bergelut dan berkembang bersama APPMI membuat ke-118 anggota merasa berat meninggalkan APPMI, akan tetapi perbedaan visi dan misi yang berseberangan tidak juga mendapat titik temu yang membuat mereka terpaksa keluar.
Anggota-anggota yang mundur dan memiliki visi-misi yang sama pun menghimpun barisan di bawah organisasi baru yakni Indonesia Fashion Chamber (IFC). Bersama IFC, para desainer yang tergabung berharap dapat menyalurkan visi-misi yang bertujuan memfasilitasi desainer dan pengusaha bidang mode untuk memperkuat pondasi demi kemajuan industri mode baik dalam lingkup nasional maupun internasional.
Sebagai organisasi yang baru berdiri 3,5 bulan, IFC sudah mengantongi banyak planning bahkan hingga tahun depan. Dan pada waktu dekat tanggal 25-29 Mei 2016, IFC sudah merancang sebuah ajang fashion yang khusus memperagakan busana muslim, Muslim Fashion Festival. Tidak hanya ajang fashion nasional, IFC pun sudah memiliki rencana untuk melawat ke luar negeri mengikuti puluhan ajang fashion dari berbagai belahan dunia.
Namun IFC tidak akan mampu berdiri tanpa adanya orang-orang hebat di belakangnya. Pada konferensi pers lalu yang bertempat di Artotel Hotel, Jakarta pada 25 Februari lalu, menjadi kesempatan baik bagi IFC untuk memperkenalkan formasi struktur keorganisasian IFC. Mereka di antaranya Ali Charisma (National Chairman), Taruna K. Kusmayadi (Penasihat IFC), Lisa Fitria (Sekretaris Nasional), Ferry Sunarto (Vice Chairman Education & Research Development) yang dibantu dua wakilnya Tono Raharja sebagai founder weddingku.com selaku Deputy E-Commerce dan Dwi Iskandar sebagai Deputy International Market. Tidak hanya mereka saja, masih banyak lagi pihak lain selain desainer di antaranya dari praktisi pendidikan mode serta pihak media.
Foto: Vaesy