Rangkaian kebaya rancangan dua desainer ternama serta koleksi kebaya dari dua kolektor wanita menandai fashion festival Jakarta Fashion and Food Festival (JFFF) yang ke-12 telah resmi dibuka. Bertempat di Ballroom Harris Hotel & Conventions Kelapa Gading, hari itu tanggal 20 Mei 2015 deretan kebaya menjadi menu utama yang disajikan oleh dua desainer terpandang di Indonesia, Marga Alam dan Adjie Notonegoro. Tema “Kebaya Nusantara” yang diusung kali ini, ditafsirkan oleh Marga dalam bentuk deretan kebaya bersama ragam kain bawahan dari seluruh nusantara mencakup batik, tapis hingga songket. Marga yang telah menempuh karier sebagai desainer sejak 1996 ini pun menuturkan pada jumpa pers yang diadakan pada hari yang sama, bahwa terdapat 15 kebaya yang diperagakan dengan melampirkan palet warna mulai dari pastel sampai dengan warna kuat yang dominan. Siluet yang dihadirkan pun beragam. Seperti, kebaya panjang kutubaru yang telah dimodifikasi tanpa meninggalkan pakemnya, juga kebaya berkerah shanghai. Veil berwarna senada ditambahkan oleh Marga sebagai pelengkap kebaya, membuatnya cantik dikenakan di hari pernikahan.

Adjie Notonegoro pemilik “House of Adjie” turut meramaikan dengan menghadirkan ragam desain kebaya. Dari belasan kebaya yang tampil, terdapat kebaya encim peranakan serta kebaya pernikahan dalam siluet glamor. Adji pun mengaku bekerja sama dengan Fifi Tjahaja Purnama untuk mengangkat batik Marunda dan batik Belitung sebagai pendamping koleksi kebayanya, selain kain prada hasil karyanya sendiri. Untuk kali ini Adji mengutamakan mutiara sebagai detil pelengkap koleksinya. Bahkan pada kebaya yang tampil terakhir, puluhan butir mutiara teruntai cantik hadir sebagai aksesori.

Tak hanya dua desainer tersebut, dua wanita kolektor kebaya pun ikut ambil bagian menampilkan koleksi pribadi mereka dari berbagai desainer. Mereka adalah Mien R. Uno yang memperlihatkan koleksi kebayanya yang telah bersalin rupa menjadi lebih modern hasil rancangan para desainer. Dan GRA Satuti Yamin Suryohadiningrat, salah seorang Putri Mangkunegaran VIII yang menunjukkan pakem kebaya yang sejati. Kebaya yang hadir tanpa banyak detil, kebaya kartini dan kebaya kutubaru, yang justru memsona dengan kesederhanaannya.

Foto: Vaesy