Kemeriahan pernikahan adat Betawi sangat dinikmati masyarakat. Di mana ada keriuhan prosesi pernikahan, pastilah warga sekitar berbondong-bondong menyaksikan satu peristiwa yang semakin jarang bisa disaksikan karena banyaknya pasangan yang makin ingin menyingkat prosesi adat ketika melangsungkan pernikahan.
Dalam event Jakarta Wedding Festival 2011, prosesi pernikahan adat Betawi dicoba diangkat kembali mengingat setiap tradisi adalah kekayaan budaya yang harus selalu dilestarikan. Beberapa prosesi akan diperagakan mulai dari pintu masuk plenary Hall hingga ke area panggung utama. Musik-musik tradisional pendukung acara ini pun diikut sertakan agar suasana riuh pesta pernikahan adat Betawi makin terasa kentalnya.
Sama seperti adat pernikahan lainnya, pernikahan adat Betawi memiliki makna dan simbol tersendiri yang bila dihayati dan diimplementasikan akan melanggengkan kehidupan rumah tangga pasangan pengantin mana pun. Ada banyak prosesi yang dijalankan oleh calon pengantin Betawi, mulai dari acara ngedelengin (bila keduanya dijodohkan), ngelamar, bawa tande putus, piare none penganten, siraman, ditangkas, ngerik dan malem pacar. Pada hari H-nya, prosesi yang dijalankan antara lain akad nikah, buka palang pintu dan di puade.
Pada acara simulasi prosesi pernikahan adat Betawi kali ini, acara dimulai dengan datangnya rombongan calon mempelai pria ke rumah calo pengantin wanita. Kedatangan rombongan disertai dengan rombongan Marawis (rombongan pemain rebana yang membawakan shalawat mengiringi calon mempelai pria) yang sangat kental dengan kuatnya Islam dalam kebudayaan betawi.
Tiba di rumah mempelai wanita diadakan prosesi buka palang pintu berupa berbalas pantun menanyakan maksud dan tujuan datangnya calon mempelai pria. Dilanjutkan dengan acara adu silat antara "jagoan" dari keluarga calon mempelai wanita dengan "jagoan" dari keluarga calon mempelai pria. Selain itu, ada pula prosesi di puade berupa pemberian daun sirih dare pada mempelai wanita dan mempelai pria membuka cadar yang menutupi wajah mempelai wanita. Sirih dare merupakan simbol lambang cinta kasih yang mana di dalamnya diselipkan uang sebagai uang seserahan.
Simbol-simbol lainnya yang hadir dalam pernikahan betawi yaitu hantaran yang dibawa oleh keluarga mempelai pria berupa roti buaya. Buaya dibahas sejenak sebagai simbolisasi dari kesetiaan yang dimiliki oleh pria.
Acara ini didukung oleh Adhika Catering, Anthony S., Cipta Busana Martha Tilaar, Party Purrfect.