Ode to Tradition, Kilau Lamaran Stella Lunardy dan Carson Budiman Mengetengahkan Konsep Peranakan Parlor

Mengangkat tema Peranakan Parlor, Stella Lunardy menghadirkan prosesi sangjit yang memperlihatkan sebuah presentasi lamaran dengan injeksi budaya Cina Peranakan yang kental.

Konsep yang berpadu secara berkesinambungan antara tradisi peranakan dan juga peragaan rumah mode Gucci musim semi tahun 2016 yang kemudian diterjemakan secara baik oleh wedding stylist, Behind The Vows.

Tidak ingin meninggalkan tradisi leluhur, namun ingin tetap terkesan modern, dekorator terkemuka Indonesia, Lotus Design mengembangkan konsep menjadi ouput dekorasi sangjit yang kaya akan warna. Sisi tradisi tetap ditampilkan dengan adanya lemari, partisi, guci, lentera, rantang dan vas bunga bernuansa Cina-Eropa.

Gaun yang dipakai oleh calon pengantin, dibuat di atelier-nya sendiri, dengan jenama Stella Lunardy. Gaun yang dibuat tampil dalam dua versi yaitu cheongsam berpalet putih gading dan gaun dengan desain A-line, keduanya memperlihatkan desain dan craftsmanship yang tinggi dalam bordir bergambar Chinese painting.

Seserahan yang biasanya berisi keperluan sang pengantin, baik itu yang akan dipakai saat menjalani kehidupan baru atau pun hanya sekadar men-display memori melalui bingkai foto calon pengantin saat masih kanak-kanak, detail untuk hantaran tersebut di-styling oleh The Majestic Project.

Impresi mewah juga dapat dinyatakan dengan aksesori hair piece dengan sentuhan peranakan dari Epa Jewel dan juga opsi alas kaki dengan detail bordir yang senada dengan gaun lansiran label Thang Shoes.

Interaksi calon pengantin dan keluarga serta para tamu yang hadir adalah sesuatu yang wajib ditangkap oleh lensa kamera, momen diperlihatkan secara nyata oleh FCG Wedding Photography.