Serius Menikah? Yuk Jujur Masalah Keuangan

Saat Anda masih menjalin hubungan yang tidak terlalu serius, ada kalanya Anda tidak terlalu jujur tentang keuangan kepada pasangan. Hanya untuk menghabiskan waktu bersama pasangan, bisa saja Anda meminjam uang kepada teman. Akan tetapi saat Anda memutuskan untuk menjalin hubungan yang lebih serius, bukankah sudah waktunya untuk lebih jujur mengenai masalah keuangan kepada pasangan.

Ketika Anda sudah melangkah untuk bersama mempersiapkan pesta pernikahan, berarti Anda sudah berani bertanggung jawab untuk hidup dalam bahtera pernikahan. Ke depannya tentu saja Anda butuh biaya untuk hidup bersama, bukan hanya sekedar jalan atau nonton bareng, lalu pulang ke rumah masing-masing, akan tetapi Anda harus siap mengatur keuangan rumah tangga bersama.

Beberapa hal di bawah ini yang mungkin masih Anda lakukan hingga sekarang, yuk segera tinggalkan, dan mulai dengan kebiasaan yang baru.

  1. Merahasiakan masalah finansial

Punya hutang kartu kredit, kredit tanpa agunan, hutang di toko handphone karena baru beli iPhone XS? Merahasiakan kondisi keuangan dari pasangan setelah menikah adalah kesalahan besar. Belajar jujur tentang masalah keuangan Anda kepada pasangan dan juga sebaliknya. Transparansi keuangan yang baik akan sangat membantu Anda mengarungi bahtera rumah tangga bersama.

  1. Menghindari bicara tentang keuangan

Duduk bersama membicarakan masalah keuangan butuh waktu dan keseriusan dari kedua belah pihak, yang mana salah satu dari Anda biasanya malas. Malas untuk membicarakan masalah serius, malas untuk menyediakan waktu, dan macam-macam. Anda dapat mengenal karakter pasangan dari cara dia mengurus keuangan dan jika diajak berdiskusi tentang masa depan yang berhubungan dengan keuangan. Bila pasangan cenderung menghindar, maka Anda perlu berlaku serius terhadapnya. Ingat, jangan sampai terjadi istilah ‘kelumpuhan finansial’ di kehidupan Anda kelak.

  1. Cara berbeda dalam mengatur keuangan

Ada berdua adalah dua pribadi berbeda, dari keluarga yang berbeda, dan mungkin juga dididik secara berbeda pula. Bila si wanita diajar untuk hemat dan berhati-hati dalam hal keuangan, mungkin si pria punya lebih banyak kebebasan karena mungkin ia anak tunggal. Demikian pula sebaliknya, bisa jadi si wanita adalah anak kesayangan yang bebas meminta apa saja, namun si pria punya latar belakang yang prihatin. Perbedaan budaya, pendidikan, dan keluarga menentukan cara berpikir berbeda dalam mengatur keuangan. Sebelum menikah, Anda perlu tahu dan menentukan sikap tentang bagaimana Anda berdua akan mengatur keuangan Anda.

  1. Saling mengingatkan

Dalam kehidupan pernikahan, banyak pengeluaran yang harus dipikirkan. Siapa yang akan membayar belanja groseri sehari-hari, siapa yang membayar listrik dan keperluan lain di rumah, bahkan berapa jumlah uang yang perlu diberikan pada orang tua masing-masing. Bujet bulanan menjadi penting. Jangan sampai pengeluaran lebih besar dari pemasukan dan bujet keluarga Anda jadi defisit. Masih ditambah hutang-hutang yang harus dibayar, agar tidak bermasalah di bulan berikutnya.

  1. Memiliki anak

Keinginan memiliki anak pun perlu didiskusikan bersama pasangan. Bisa jadi Anda ingin segera memiliki anak sementara pasangan ingin menunda. Memiliki anak juga menjadi bagian dari perencanaan hidup Anda. Kalau memang tujuan Anda berkeluarga pada akhirnya adalah memiliki anak, sisihkan tabungan untuk anak sejak awal pernikahan, bukan justru saat anak tersebut telah lahir.

Foto : Dok. Istimewa

LEAVE A COMMENT

BACK
TO TOP