Tips Beradaptasi Dengan Pasangan Di Awal Pernikahan

Would you marry me?” ucapnya sambil menyodorkan cincin indah bertahtakan berlian mungil di atasnya. Kegembiraan saat itu hanya bisa Anda sambut dengan anggukan kecil tanda bahwa Anda bersedia menerimanya. Dengan bangga dan tenang, dia menyematkan bukti cinta di jari manis Anda. Dan yang pada akhirnya pesta pernikahan yang Anda bayangkan ketika masih gadis kecil dulu digelar.

Kini, petualangan dalam hidup Anda memasuki babak baru. Status baru menjadi pasangan suami istri pun kini menjadi milik Anda dan dia yang Anda cintai. Segala hal yang dilakukan selama masa pacaran dulu perlahan-lahan mulai berubah. Bila dulu Anda dan pasangan lebih banyak menghabiskan waktu mengobrol di telepon, kini sudah tidak perlu lagi. Anda dan dirinya sudah tinggal bersama dalam satu atap. Dan masih banyak hal lainnya yang masih harus Anda dan dirinya biasakan agar rumah tangga yang nyaman dan harmonis dapat dibina bersama. Berikut kami bagikan beberapa hal yang akan dihadapi saat memulai babak pertama dalam pernikahan Anda dan bagaimana cara beradaptasi dengannya.

Bangun & Tidur
Waktu menunjukkan pukul 05.45 dan Anda masih ingin memejamkan mata untuk sejenak karena itulah kebiasaan saat masih lajang dulu. Namun, baru saja Anda memejamkan mata, pasangan Anda dengan kebiasaan bangun paginya mulai membangunkan Anda. Ok, itu bisa jadi hal yang dapat ditoleransi untuk awal kehidupan berumah tangga.

Masih banyak kejadian yang akan dialami oleh pasangan suami istri lainnya dan tidak jarang perkelahian kecil di pagi hari muncul karena masalah ini. Sama halnya dengan saat malam tiba, setelah Anda lelah bekerja dan melakukan aktifitas, ingin rasanya langsung mandi dan merebahkan diri di ranjang yang empuk ditemani pasangan tercinta. Tapi apa mau dikata kalau keinginan itu harus ditunda ketika pasangan kita alih-alih mengajak untuk makan di luar atau ternyata Anda harus menunggu dia yang harus lembur di kantor hingga tengah malam. Ingin hati menunggu dirinya pulang, namun rasa letih mulai membawa Anda masuk ke alam mimpi.

Beradaptasilah, dengan mulai biasakan bangun pagi bersamanya dan melakukan tugas rumah tangga bersama. Berat memang saat pertama melakukannya dan jarang dari para pasangan suami istri yang berhasil melaluinya. Kenapa tidak jadi yang pertama berhasil melakukannya? Selain menyehatkan bagi tubuh Anda, hal ini bisa semakin menambah romantisme hubungan Anda dengan pasangan.

Begitu halnya bila malam hari tiba. Jangan paksakan bila semua hal tidak terjadi seperti yang sudah Anda rencanakan. Toh, dirinya pun pasti lebih menginginkan untuk menghabiskan malam bersama dengan Anda dibandingkan berkutat dengan pekerjaannya. Tetap beri semangat kepadanya untuk giat bekerja. Hal itu pasti lebih meningkatkan niatnya untuk menyelesaikan pekerjaan. Dan untuk Anda, sembari menunggu pasangan kembali ke rumah, kenapa tidak melakukan hal yang dapat membunuh waktu dan menyegarkan pikiran sejenak, seperti menonton variety show kegemaran, membaca majalah seputar tips-tips seru, atau browsing resep masakan kesukaan pasangan. Bila kondisi Anda juga sudah terlalu lelah, sampaikan secara halus kalau Anda mungkin nanti tertidur ketika dia pulang dan mintalah dia untuk mengerti kondisi Anda.

Kebiasaan(buruk)nya & Anda
Ups, pasangan Anda bersendawa saat sedang nonton di bioskop. Hal itu membuat Anda dan dirinya tertawa geli bersama. Namun, masih bisakah Anda ikut tertawa bersamanya, ketika dirinya tiba-tiba bersendawa saat sedang makan dengan seluruh keluarga besar Anda? Lalu, sudahkah Anda mengubah kebiasaan shopping yang menurut pasangan itu buruk namun olahraga untuk Anda? Yup, semua orang memiliki kebiasaannya masing-masing, dan itu semua dilakukan mungkin jauh sebelum Anda dan dia bersama. Tapi setelah janji sehidup semati sudah diucapkan bersama, saatnya Anda dan dia menjadi tim yang harus kompak untuk menyelesaikan hal buruk bersama.

Beradaptasilah, dengan tidak berusaha mengubah kebisaan-kebiasaan buruknya secara instan. Sadari kalau semuanya membutuhkan waktu untuk berubah terutama perilaku dan kebiasaan yang sudah sejak kecil dilakukan. Ketika pasangan secara tidak sengaja bersendawa di tengah-tengah keluarga besar Anda, tertawalah bersama dengannya seperti yang biasa Anda lakukan. Make it like no big deal, siapa tahu keluarga besar Anda ikut tertawa bersama. Bila salah satu dari Anda memang mempunyai kebiasaan yang tergolong serius buruknya, mungkin perlu pembicaraan dari hati ke hati secara tenang untuk menyampaikan keberatan Anda. Sama seperti halnya dengan Anda yang menginginkan dirinya untuk menerima masukan dari Anda dengan hati terbuka, hal yang sama juga harus Anda lakukan ketika salah satu kebiasaan buruk Anda mulai mengganggunya. Satu hal lagi yang perlu diingat, Anda pun bukan makhluk yang sempurna. Hanya karena pasangan Anda tidak pernah meributkannya, bukan berarti Anda terbebas dari kebiasaan buruk Anda.

Mulai melupakan hal kecil
Banyak hal yang bisa memicu pertengkaran Anda dengan pasangan. Salah satunya adalah pasangan mulai melupakan beberapa hal yang menurut Anda besar artinya. Ketika Anda membutuhkan dirinya untuk hadir dalam acara reuni SMA Anda, ternyata pasangan Anda sudah mempunyai janji yang lain. Seketika perasaan tidak dihargai mulai muncul dan memicu emosi dan pertengkaran. Padahal dirinya bukan tidak menghargai Anda hanya tidak ingat dengan janjinya tersebut.

Beradaptasilah, dengan bersahabat dengan sifat pelupanya yaitu lebih sabar menghadapinya dan jangan berhenti untuk mengingatkannya dengan janji-janji yang sudah dirinya buat dengan Anda. Mungkin hal ini bisa jadi hal yang melelahkan untuk Anda, tapi bukankah janji sehidup semati dalam suka dan duka sudah diucapkan bersama? Sehingga tidak ada kata melelahkan bagi Anda dan dirinya untuk saling mengingatkan agar lebih baik.

Jangan berhenti pacaran dengannya
Banyak sekali pasangan suami istri yang sudah bertahun-tahun membina rumah tangga mengalami kebosanan dan lunturnya romantisme yang sudah dibangun saat pacaran dulu. Setelah ditelusuri lebih dalam, ternyata hampir sebagian dari mereka mengaku telah meninggalkan kebiasaan yang dilakukan pada masa pacaran, seperti pergi makan malam berdua, saling menelepon hanya untuk menanyakan kabar, melupakan panggilan sayang, lebih banyak menghabiskan waktu bekerja atau sibuk dengan urusannya sendiri-sendiri, dan menjadikan kehadiran anak dalam rumah tangga sebagai alasan mereka berhenti beromantis ria.

Beradaptasilah, Walaupun predikat suami istri sudah melekat, tidak ada salahnya bagi Anda dan pasangan untuk tetap bertingkah seperti sepasang kekasih yang masih pacaran. Jangan berhenti untuk mengirimkan pesan singkat yang berisikan untuk ‘jangan lupa makan’, kata-kata mesra, hingga ‘semoga mimpi indah’ sebelum tidur. Teruskan kegiatan malam minggu Anda bersama pasangan walaupun terkesan monoton, namun hal itu membuat suasana saat pacaran dulu masih bisa dirasakan hingga saat sudah berumah tangga.

Teks Novi DJ Foto Dok.Weddingku

LEAVE A COMMENT

Comments (1)

  • Christy Novilia

    01 Nov 11

    Interested!Bisa dicoba nih.. ^_^

BACK
TO TOP