Pernikahan Kaya Tradisi Kombinasi Sunda, Jawa dan Palembang

SAFIRA ADLINA MURTI DAN ADITYA PRATAMA - 26 MARET 2017
| 15370

Dunia kampus banyak dianggap sebagai dunia penuh warna yang kadang mengundang datangnya asmara. Kata-kata metafora tersebut mungkin terdengar klise, tapi tak dapat dipungkiri banyak pasangan yang mengalaminya. Seperti yang dikenang Adit dan Fira semasa kuliah dulu.

Fira dan Adit kenakan busana tradisional Palembang

Ayah Fira menjadi orang pertama yang lakukan siraman

Suap-suapan

Fira dan Adit

Adit menjabat tangan penghulu yang sering membuat gugup setiap pengantin pria

Berdoa pada acara pengajian yang dilakukan sebelum pernikahan

Yusuf Kalla menjadi tamu kehormatan

Merah dan emas, dua warna busana yang umum pada setiap adat Sumatera

Pakai busana putih untuk akad nikah

Dunia kampus banyak dianggap sebagai dunia penuh warna yang kadang mengundang datangnya asmara. Kata-kata metafora tersebut mungkin terdengar klise, tapi tak dapat dipungkiri banyak pasangan yang mengalaminya. Seperti yang dikenang Adit dan Fira semasa kuliah dulu.

Berkuliah di kampus dan fakultas yang sama, bahkan berada di angkatan yang sama, Fira dan Adit mengawali semester pertama kuliah dengan berteman seperti biasa. Terutama karena masing-masing telah memiliki pasangan. Hingga suatu saat, situasi berubah. Fira yang baru putus dari mantannya, iseng memberi kode pada Adit yang kebetulan lewat saat Ia tengah kumpul dengan teman-temannya yang salah satunya dekat dengan Adit. Mengatakan bahwa Adit sangat serasi pacaran dengan Fira. Kebetulan saat itu Adit pun baru saja putus. Maka mulailah teman-teman mereka rajin menyomblangi. Adit pun secara halus mendekati Fira, mulai dari membahas tugas kuliah hingga ajakan jalan yang berlanjut ke hubungan yang serius. Masa indah yang dirajut Adit dan Fira semasa kuliah berjalan mulus sampai merayakan anniversary ketiga.

Berjalan tiga tahun, Adit merasa sudah nyaman bersama Fira yang menurutnya perhatian tidak hanya pada dirinya juga pada keluarganya. Serta yang terpenting Fira pandai memasak yang saat ini jarang ditemui pada wanita modern saat ini. Tanpa ragu Adit memberanikan diri melamar Fira yang disambut bahagia pula oleh kedua orang tua Fira.

Persiapan pernikahan segera diproses yang di awali dengan menentukan konsep. Berasal dari berbagai suku, konsep pernikahan pun ikut menyesuaikan. Dimulai dari acara Siraman yang dilakukan secara adat Sunda sesuai dengan suku ibu dari Adit dan ayah Fira, dilanjutkan prosesi Jawa seusai akad nikah sesuai adat ayah Adit, dan adat Palembang untuk resepsi mengikuti daerah asal ibunda Fira.

Dua hari sebelum pernikahan, Fira dan Adit menjalani upacara Siraman di kediaman masing-masing. Disambung dengan pelaksanaan akad nikah di Balai Kartini, venue yang sama tempat berlangsungnya resepsi yang mengusung adat Palembang. Dibandingkan warna pastel Fira lebih menyukai warna bold, maka tema warna dekorasi resepsi dipilihlah warna merah dan emas sesuai warna pakem adat Sumatera. Tari Pagar Pengantin tidak lupa ditarikan Fira pada Adit yang mengisyaratkan kini Fira sebagai istri mempunyai ruang gerak terbatas karena sudah menikah.

Busana Pengantin

Akad : Gati Kebaya (Fira), Hias Rias (Adit)

Resepsi: Vienna Gallery

Tata Rias : Andre Blake

Hair Do Akad : Hias Rias

Dekorasi : Vienna Gallery

Katering : Balai Kartini

Venue : Balai Kartini

Foto & Video : Welio Photography

Undangan : Galerina Invitation

Suvenir : Galerina Invitation

MC : Tia Monica

Prosesi & Kesenian : Hias Rias

Musik & Entertainment : Deo Entertainment

Wedding Organizer : Amaya Wedding

BACK
TO TOP