Weddingku

Serasi Berdampingan Palembang dan Minang di Gedung Granadi

MUNDYA ANGGINTA & MUHAMMAD IRFAN FAQIH - 30 SEPTEMBER 2018
| 4245

Sebelum Mundya dan Faqih bertemu ada Fauzan, teman Mundya dari sejak SD yang juga kenal Faqih sebagai teman les sewaktu SMA. Melalui Fauzan yang pasang foto berdua dengan Mundya secara tidak sengaja dilihat Faqih menjadi pertemuan pertama bagi Faqih meski hanya dari foto.

Salah satu tari adat Padang

Souvenir yang dibagikan

Ketika Mundya dan Faqih masuki area resepsi

Cincin kawin dengan ring bearer rustic

Salah satu perlengkapan adat Padang

Dekorasi yang berunsur rustic

Makeup Mundya untuk akad yang flawless

Sebelum Mundya dan Faqih bertemu ada Fauzan, teman Mundya dari sejak SD yang juga kenal Faqih sebagai teman les sewaktu SMA. Melalui Fauzan yang pasang foto berdua dengan Mundya secara tidak sengaja dilihat Faqih menjadi pertemuan pertama bagi Faqih meski hanya dari foto. Momen berikutnya yang lebih nyata terjadi ketika Fauzan sakit yang dijenguk Mundya yang tidak sengaja Faqih pun akan menjenguk di saat bersamaan.

Dari situ Mundya dan Faqih mulai jalani komunikasi dari media sosial dan SMS yang lambat laun merapatkan keduanya dalam hubungan serius. Bukti keseriusan Faqih ditunjukan pada lamaran yang disampaian secara resmi setahun sebelum hari pernikahan.

Usai lamaran tugas persiapan pernikahan menunggu, bersyukur keduanya miliki banyak waktu setahun lebih untuk mencicil persiapan. Punya sifat mirip yang selalu detail, kadang memicu perselisihan kadang juga menjadi penyatu karena selera yang sama. Dalam mencari vendor keduanya banyak mendapat rekomendasi dari keluarga dan teman yang pernah berkerja sama agar lebih terpercaya, sesuai selera dan bujet. Jadi lebih hemat waktu tanpa mencari vendor yang belum diketahui persis kinerjanya.

Urusan konsep dari akad nikah dan resepsi diadakan dalam adat yang berbeda. Akad nikah lebih cenderung bersifat nasional dengan sentuhan kain songket palembang. Sedangkan resepsi mengangkat adat Padang secara tradisional, bahkan untuk mendapatkan keaslian pernikahan tradisional Padang. Tidak ada janur yang melengkung, sebagai gantinya ada marawa atau bendera / umbul-umbul adat Padang setiap mengadakan acara.

BACK
TO TOP