Hidup pernikahan perlu banyak adaptasi. Ada pasangan yang cepat dengan proses adaptasinya ada pula yang butuh waktu agak lama untuk saling mengerti. Kuncinya adalah kesabaran, pengertian, dan menerima apa adanya pasangan yang telah Anda pilih untuk menjadi suami atau isteri sehidup semati. Survei menyatakan bahwa tiga hal inilah yang bisa menjadi kendala di hari-hari pertama Anda tinggal atau hidup bersama dengan pasangan. Anda yang biasanya hidup sendiri, punya privasi sendiri, dan melakukan apa-apa sendiri, sekarang ada pasangan yang menemani Anda. Bukan hanya itu, Anda harus membagi privasi Anda, menampakkan secara langsung sisi-sisi kehidupan Anda yang biasanya tak terlihat atau tingkah pola alam bawah sadar Anda, mengorok misalnya.
Jadi apa tiga hal yang pengantin baru biasanya harus beradaptasi di hari-hari pertama mereka tinggal dan tidur sekamar?
Mendengkur Kencang di Saat Tidur
Mendengar suara dengkuran suami di saat tidur menjadi perihal pertama bagi isteri. Anda yang biasanya tidur dalam keadaan tenang tanpa suara, sekarang harus mendengar irama dengkuran suami tepat di sebelah telinga Anda. Lalu? Tidur terasa tidak nyenyak, mau disumpel mulutnya tapi kasihan. Kesal? Pasti. Lalu apa yang harus Anda lakukan? Anda perlu menerima bahwa dengkuran itu alami dan tidak bisa ditahan. Dan, orang yang tidur di sebelah Anda adalah suami yang Anda cintai. Apakah Anda akan merasa sebal dan kesal dengan suami Anda setiap malam sehingga menjadi trauma untuk tidur? Setiap pasangan yang menikah pasti sedikit banyak akan mengalaminya. Mereka dapat melalui itu dan Anda juga pasti dapat melaluinya. Berpikirlah positif bahwa dengkuran suami adalah tanda orang yang Anda cintai menjaga Anda saat tidur. Lama-lama saat Anda tidak mendengar dengkurannya karena ia tugas keluar negeri, Anda akan kehilangan suara itu.
Masalah Kamar Mandi dan Pakaian Kotor
Salah satu dari Anda biasa hidup berantakan dan Anda sendiri adalah seorang OCD yang melihat debu setitik pun tidak bisa! Oh no! Masalah kamar mandi dan pakaian kotor sebetulnya adalah masalah kebiasaan. Namun, dari hal kebiasaan ini bisa menjadi perang rumah tangga. Salah satu dari Anda harus bisa menemukan jalan tengah untuk hal ini. Anda yang berantakan harus punya kemauan untuk menjadi lebih rapih dan Anda yang, misalnya, terlalu rapih hidupnya, pun harus bisa menerima ketidak ’perfect’an orang lain dalam hidup Anda. Percayalah, Anda dan pasangan harus mencari jalan tengah untuk masalah ini. Bicarakan dan komunikasikan. Kalau tidak, Anda akan menggerutu di sepenjang hidup pernikahan Anda.
Pertegas Tanggung Jawab Masing-masing
Setelah menikah suami bertanggungjawab atas kehidupan isteri dan isteri pun punya tanggung jawab sebagai seorang pendamping suami. Apasaja? Anda harus bicarakan sebelum menikah dan punya komitmen untuk menjalankan pembagian tugas ini. Kalau suami Anda seorang chef bukan berarti dia harus masak tiap hari dan Anda bisa memintanya untuk membuatkan hidangan apa saja yang Anda inginkan. Bisa saja suami Anda yang chef itu ingin menikmati masakan isterinya dan melihat isterinya menyediakan sarapan pagi baginya adalah bentuk cinta seorang isteri baginya. Itu baru satu hal! Belum hal-hal lain terutama yang berupa keuangan dan mengurus anak.
Seperti Anda masuk kerja ada masa probation 3 bulan, menikah juga ada masa adaptasi. Tentu saja masa adaptasinya tidak tiga bulan tapi bisa jadi seumur hidup Anda bersama dengan pasangan. Namun, ada hal-hal yang perlu Anda ketahui dan cepat beradaptasi di hari-hari pertama hidup pernikahan Anda untuk tidak menjadi berlarut-larut di kemudian hari.
Foto : Dok. Istimewa