Aira Wedding Hijab Kaya Inspirasi Desain Klasik

Hafrina M. Natadipura

Aira Wedding Hijab by Nina

Manusia memiliki rencana, Tuhan yang menetapkan…

Mungkin kata-kata di atas dapat merangkum cerita awal berdirinya Aira Wedding Hijab. Hafrina Muchlis Natadipura, akrab dipanggil Nina, berencana membuat buku mengenai koleksi busana pengantin muslimah sesuai dengan kaedah berbusana muslim. Ini berawal dari keresahan pribadi Nina melihat seringnya busana pengantin umum ‘dipaksa’ berfungsi sebagai busana pengantin muslim. Seraya menunggu koleksi baju hingga cukup untuk pemotretan buku, Nina kemudian menyetujui koleksi yang ada difoto terlebih dahulu untuk publikasi di beberapa media cetak. Tak disangka, koleksi baju yang muncul di media tersebut mendapat respon yang menggembirakan. Akhirnya, Nina dengan manajemen El Corps, pun memantapkan langkah untuk berkecimpung di bisnis busana pengantin Muslim dengan label Aira Wedding Hijab di tahun 2013.

Cantik layaknya bidadari, merupakan maksud dari penggunaan kata Aira yang berasal dari bahasa Arab. Karakter desain Aira mengusung garis desain yang simpel namun mewah dalam penerapan detailnya. Nina yang senang mengoleksi buku sejarah fashion mengaku dipengaruhi oleh inspirasi desain klasik busana abad 19 yang kaya akan detail. Selain warna off white, koleksi busana pengantin Aira didominasi warna-warna lembut seperti champagne, nude dan blush yang bernuansa feminin. Untuk totalitas penampilan pengantin, busana Aira sudah dilengkapi dengan hijab pengantin yang juga tak kalah cantik dan pastinya serasi dengan busana. Hijab pengantin juga didesain simpel untuk penggunaannya hingga memudahkan pemakaian di hari-H tanpa perlu hijab stylist khusus.

Bagi Anda yang ingin mengenakan busana Aira di hari pernikahan, Anda dapat berkunjung ke galeri Aira yang terletak di kawasan Pasteur, Bandung. Mengusung konsep rumahan yang nyaman, calon pengantin akan dimanjakan dengan gaya dekor shabby chic dan taman asri yang homy. Anda dapat menentukan apakah menyewa dari koleksi yang ada atau membuat busana yang akan menjadi milik sendiri. Untuk harga sewa perdana, Aira mematok harga mulai dari 5 juta rupiah untuk busana pengantin wanita yang sudah dilengkapi dengan hijab. Jas pengantin pria juga tersedia di galeri untuk memudahkan dan menjawab kebutuhan calon pengantin.

Tidak sempat berkunjung ke Bandung? Ini bukan halangan untuk membuat baju pengantin dari jarak jauh. Teknologi komunikasi yang demikian berkembang pesat mempermudah proses pembuatan busana dari luar kota, bahkan luar negeri sekalipun. “Kami beberapa kali membuat busana dari jarak jauh, bahkan ada klien yang memesan dari New York”, ujar Nina. “Pengalaman yang berkesan ketika ada klien dari Nusa Tenggara Timur yang memesan tanpa bertemu fisik sama sekali. Kami menyiasatinya dengan intens berkomunikasi via pesan teks juga video call untuk memberikan panduan mengukur baju dengan tepat untuk mempermudah proses pembuatan. Alhamdulillah, busana yang dikenakan pas di badan pengantin walau tanpa fitting sama sekali”.

Untuk para calon pengantin, Nina berbagi tips untuk memilih busana pengantin. Begitu banyak referensi dari sosial media, internet yang sekarang mudah didapatkan. Namun, banyak info yang dimiliki juga umumnya membuat calon pengantin menjadi bertambah bingung, ini yang kerap ditemukan Nina ketika konsultasi desain dengan calon pengantin. Selain mempertimbangkan bujet serta kesesuain bentuk tubuh, Nina biasanya menanyakan calon pengantin tentang ‘impian’ mereka dalam baju pengantin. Setiap calon pengantin biasanya mempunyai baju pengantin impian, jauh sebelum mereka merencanakan untuk menikah. Apakah itu impian tampil seperti putri kerajaan, mengenakan busana antik milik ibu atau mengenakan busana tradisional. Berangkat dari impian itu niscaya proses memilih busana pengantin akan mengalir dengan lebih mudah.

Teks : Leyla Fauwzya

Foto: Dok. Aira Wedding Hijab, Ferry Zulfrizer

LEAVE A COMMENT

BACK
TO TOP