Foto: dok. Istimewa
Seserahan merupakan simbolisasi sebagai wujud tanggung jawab dari calon pengantin pria pada calon pengantin wanita, terutama pada orang tua calon pengantin wanita. Namun, tidak hanya pihak pria yang akan memberikan seserahan, pihak wanita juga akan memberikan seserahan kepada pihak pria yang diistilahkan sebagai angsul-angsul sebagai pengikat tanda kasih.
Walaupun penyebutan istilah seserahan berbeda-beda di setiap daerah di Indonesia, namun maknanya tetap sama. Bahkan untuk isi dari seserahannya saja tergolong sama saja seperti seperangkat pakaian luar dan dalam, perlengkapan mandi, hingga makanan khas daerah masing-masing yang dikemas dengan sangat cantik dan menarik di dalam kotak seserahan.
Mengenai jumlahnya sendiri, setiap daerah memiliki keyakinannya masing-masing. Anggapan mengenai jumlah seserahan ganjil ataupun genap, erat hubungannya dengan kebiasaan adat yang sudah dilakukan turun-temurun di daerah tersebut. Sah-sah saja jika Anda ingin mengikuti kebiasaan tersebut atau tidak.
Orang Jawa memberikan seserahan pada pihak wanita dibedakan atas peningset. Peningset sendiri dilakukan bersamaan dengan midodareni. Inti dari peningset adalah penyerahan sejumlah uang dan barang untuk mengikat calon mempelai wanita sekaligus penanda bahwa sang wanita sudah dipinang.
Berbeda dengan peningset, barang hantaran pada seserahan memiliki jumlah yang lebih sedikit walaupun isi barangnya kurang lebih sama. Namun, saat ini demi kemudahan peningset dan seserahan, kerap keduanya digabungkan saja.
Isi dari seserahannya berupa pisang sanggan, pakaian lengkap, perlengkapan mandi dan kosmetik, sejumlah uang, jadah dan wajik, buah-buahan, dan lainnya. Sedangkan jumlahnya sendiri dipercaya bahwa jumlah ganjil lebih baik, mulai dari 3,7,9, 11, 13 dan seterusnya dengan alasan ganjil melambangkan keindahan.
Sedangkan orang Tionghoa lebih menghindari seserahan (sangjit) berjumlah ganjil. Isi seserahannya berupa 18 macam buah-buahan, sepasang lilin merah yang diikat pita merah, sepasang kaki babi (bisa diganti dengan makanan kaleng), 18 potong kue mangkok berwarna merah, dua botol arak, serta angpao.
Sangjit sendiri tidak hanya sebatas menyerahkan antaran pada calon mempelai wanita saja. Di samping itu, seserahan yang ditujukan pada pihak wanita tidak semuanya diambil karena sisanya akan dikembalikan pada pihak pria. Hal ini bermakna pihak wanita tidak sepenuhnya menyerahkan mempelai wanita pada pihak pria.
Masa kini, pihak pria akan mengajak pihak wanitanya untuk membeli keperluan seserahan agar seserahannya bisa terpakai dan tidak menjadi pajangan saja karena tidak cocok dengan mempelai wanita. Untuk memilih keperluan ini, bisa juga mengajak calon ibu mertua.
Setelah mendapatkan isi seserahannya, Anda bisa memberikan semua barang tersebut pada vendor yang akan didekorasi menjadi seserahan yang cantik dan menarik. Anda juga bisa menyesuaikan dekorasi seserahan dengan konsep yang Anda inginkan.
Ingin mengikuti adat atau kebudayaan tertentu atau tidak, itu semua pilihan Anda. Intinya harus disesuaikan dengan kemampuan Anda dan pasangan. Jangan sampai memaksakan kehendak hanya untuk gengsi semata.