Menempati sebagian kawasan Nusa Tenggara Barat, Bima memiliki keunikan pada aksesori rambutnya. Melengkung dan membelah di bagian depan rambut, pengantin wanita juga diberi semacam paes yang membulat di depan dengan tepi bergelombang di kedua sisinya. Ibu Emmy yang menangani pengantin Bima pun menjelaskan keunikan lain dari rias adat Bima yang dapat ditemukan pada hiasan kepala yang disebut karaba. Sejarahnya karaba berasal dari padi yang siap ditumbuk menjadi beras lalu disangrai bak pop corn yang meletus di atas kepala. Dalam penyusunannya pun dibuat sejajar delapan baris.
Menurut ibu Emmy modifikasi pada rias adat sah-sah saja dilakukan selama tidak mengubah total look aslinya. Seperti yang dilakukannya pada konde belakang yang seharusnya kosong dililit dengan bunga melati untuk mempertegas konde serta mempercantik sang pengantin. Bertujuan agar semakin semarak menyesuaikan baju poro rante yang dimodifikasi dalam bentuk kebaya setengah lengan berwarna kuning keemasan.

Dalam show tunggalnya, Vera Anggraini desainer dari Vera Kebaya sengaja merancang busana yang dibuat mirip aslinya menggunakan fabric lain agar kesan modernnya terlihat tanpa meninggalkan adat aslinya. Sama seperti busana untuk adat bima yang terbuat dari lace dengan penambahan beads yang dekorastif menghias seluruh busana yang diberi aksen drapery. Berikut kain bawahan berwarna merah dengan sulam emas yang disebut tembe olong/ ola.
Anda dapat menyaksikan tayangan "Merajut Nusantara" di sini
Foto: Darwis Triadi