Cerita di Balik Gaun Pernikahan Berwarna Putih

Foto: dok. Freepik


Bercerita mengenai pernikahan, pasti tidak akan pernah lepas dari pesta, bunga dan nuansa putih. Di pernikahan, mempelai wanita merupakan salah satu sorotan utama seluruh tamu undangan. Biasanya mereka menyoroti busana atau gaun yang dipakai sang pengantin.


Dalam pesta pernikahan, sebagian besar pengantin mengenakan gaun atau kebaya berwarna putih. Namun apakah Anda tahu makna dari pemakaian pakaian berwarna putih tersebut?


Sebenarnya pada abad pertengahan, wanita cenderung lebih memilih gaun berwarna cerah seperti merah, kuning dan oranye, dengan alasan ingin menunjukkan status sosial mereka di hari pernikahan. Namun saat itu pernikahan hanya berfungsi sebagai aliansi antara keluarga, bisnis maupun negara.


Wanita yang berasal dari keluarga berada terbiasa memakai gaun kuno dengan warna berani dan hiasan bulu-bulu. Sedangkan wanita yang bukan berasal dari keluarga berada, hanya menggunakan sunday best dress atau gaun gereja mereka saja untuk dikenakan di hari pernikahan.


Pada tahun 1406, barulah ada yang menggunakan gaun berwarna putih sebagai gaun pernikahan. Dialah Putri Philippa asal Inggris yang pertama kali menggunakan gaun berwarna putih di hari bahagianya. Setelah itu memang belum terlalu banyak atau masih jarang sekali orang lain yang mengikutinya.


Tahun 1500-an, nuansa gaun pernikahan kembali berwarna karena warna biru menjadi primadona saat itu. Gaun pernikahan tersebut berwarna biru dengan bagian leher tertutup. Tahun 1600-an, gaun berwarna merah juga kembali. Sedangkan tahun 1700-an, nuansa warna gaun pernikahan menjadi ungu, pink dan violet dengan korset berwarna pastel.


Tren warna memang sempat berganti-ganti sesuai zamannya. Namun tidak dipungkiri tren tersebut hanya berputar dan akan kembali lagi. Hanya saja dengan ciri lebih modern setiap tahunnya. Buktinya, tren gaun berwarna putih kembali lagi kira-kira tahun 1840. Saat itu pernikahan Ratu Victoria yang menikah dengan Albert dari Saxe-Coburg mengenakan gaun berwarna putih Alasannya untuk penghematan karena putih saat itu merupakan kain yang paling murah. Karena sang ratu memiliki pengaruh besar bagi rakyatnya, maka sejak saat itu banyak yang menggunakan gaun berwarna putih untuk dikenakan di pernikahan mereka.


Sebagian besar kita saat ini tahu bahwa pemakaian warna putih merupakan lambang dari kesucian. Namun bagi masyarakat keturunan Tionghoa, warna putih bukanlah warna keberuntungan. Di Tiongkok sendiri, wanita-wanita yang ingin menikah boleh mengenakan gaun pernikahan selain berwarna putih karena putih melambangkan kesedihan dan kemalangan. Lain lagi di India, India juga menggunakan pakaian putih saat mereka berkabung, namun masih diperbolehkan pengantin wanita mengenakan gaun atau sari berwarna putih dengan catatan ada penambahan warna lain di gaun atau sari tersebut.

Foto: dok. Freepik


Kecenderungan menggunakan gaun putih terbawa hingga saat ini. Nuansa putih sering digunakan di pesta pernikahan karena melambangkan kesucian, kebersihan hingga kesakralan pernikahan.

LEAVE A COMMENT

BACK
TO TOP