Setelah melalui panjangnya perjalanan yang dilalui bersama, pada 3 Maret 2018 akhirnya Christy dan Pandji meresmikan pertunangannya. Dalam lamaran yang dipersiapkan selama dua bulan, Christy dan Pandji mempersiapkannya dengan mencuri waktu di sela pekerjaan dan di akhir pekan. Banyak sekali aktivitas yang harus dilakukan, mulai dari rapat keluarga, koordinasi dengan WO, menyiapkan barang seserahan, memastikan susunan acara, koordinasi dengan vendor, jahit baju seragam, hingga menyiapkan perwakilan keluarga.

Di hari lamaran yang diadakan mengikuti tradisi keluarga Christy yang berasal dari Palembang, proses lamaran dilaksanakan menurut adat Palembang yang disebut mutus kata. Di kediaman Christy, acara mutus kata dimulai oleh keluarga yang hadir diwakili juru bicara yang akan menyampaikan kata-kata indah kadang berupa pantun. Selanjutnya para utusan akan melakukan upacara pengikatan tali keluarga. Kedua belah pihak pun mengunyah sirih yang memiliki arti kedua keluarga telah saling mengikat diri untuk jadi satu keluarga. Dalam prosesi ini pihak keluarga Pandji membawa antaran seserahan untuk diberikan kepada pihak keluarga Christy.
Sepanjang acara berlangsung lancar yang sangat disyukuri. Suasana khidmat terasa, sekaligus mendebarkan karena sejak awal keluarga Pandji hadir, baik saya maupun Pandji hanya boleh menunggu di luar lokasi. Pandji di ruang teras rumah dan saya di dalam kamar. Bisa dibayangkan betapa tegangnya Christy dan Pandji selama menunggu.

Ketika akhirnya keduanya dipanggil keluar diiringi oleh dua pendamping dari pihak keluarga, rasanya senang bercampur lega. Christy dan Pandji sudah resmi tunangan.
Vendor Lamaran
- Venue: Rumah Keluarga Christy
- Wedding Organizer: Hias Rias
- Dekorasi: Akar Daun Decoration
- F&B: Akasya Catering
- Photography: The Portrait Photography
- Attire Christy & Pandji: Hias Karya Indonesia
- MUA Christy: Christina Martha
- Songket & prosesi adat dari keluarga Christy