Dari sekian banyak dekorator tradisional khususnya dekorator tradisional Minang, nama Des Iskandar Decoration termasuk salah satu dekorator yang sangat dikenal oleh sebagian besar masyarakat Minang di Indonesia, terutama di Jakarta. Ibu dari 3 anak ini dikenal profesional dan handal dalam mendekor sebuah pelaminan Minang.
Sarjana Pendidikan jurusan Tata Rias Universitas Nasional Jakarta ini memang tidak setengah-setengah dalam mendekorasi pelaminan tradisional khususnya pelaminan tradisional Minang. Menurutnya, ada beberapa hal yang menjadi ciri khas pelaminan adat Minang yaitu merupakan miniatur Rumah Gadang dengan gonjongnyo (atap rumah) mirip seperti tanduk kerbau yang mencuat ke atas, yaitu ke kiri dan ke kanan serta sebuah menghadap ke depan.
Pelaminan yang elok dihiasi ukiran-ukiran dengan motif Minang di kayu, bilik yang dibuat ganjil sesuai dengan jumlah anak perempuan yang ada di pihak mempelai, banta gadang, adanya tirai (langik-langik) di atas tempat persandingan untuk menggantugkan mainan angkin dan karamalai, adanya lalansia, kulambu balapih (kelambu berlapis dengan jumlah ganjil yang menunjukan derajat si keluarga mempelai) dan banta-banta kopek pada bilik utamanya. Selain itu mempunyai galuang dan kain jalin dengan buntun-buntun pengapit biliknya.
Atribut lain yang digunakan seperti payung kuning, penempatan dulang-dulang, badalamak, lumbung padi di sisi kiri dan kanan yang menjadi simbol kemakmuran bagi orang Minang. “Hal ini menandakan bahwa orang Minang tidak akan mati kelaparan,” papar wanita yang kerap disapa Ibu Des. Yang menarik, bahan-bahan yang digunakan baik untuk tabia maupun untuk yang lainnya yaitu kain-kain bersulam benang emas atau disebut Kain Tabir Tenunan Benang Emas dengan ukiran Minang.
Tak ada yang menampik keindahan dan keunikan dekorasi Des Iskandar decoration. Selain menggunakan material bahan kain yang selalu baru dan dijahit tangan, juga menggunakan ukiran-ukiran baru. “Karena dijahit dengan tangan, makanya pelaminan kreasi Des Iskandar Decoration hanya bisa digunakan untuk satu kali, tidak bisa lebih,” imbuhnya lagi. selain itu, Ibu Des rajin berkeliling daerah Sumatera Barat untuk melihat ukiran-ukiran di setiap nagari di propinsi tersebut. diakuinya, setiap nagari memiliki ukiran yang berbeda mewakili nagari masing-masing. Dengan begitu, dekorasi pelaminan yang diciptakan oleh tangan dingin Ibu Des semakin menawan dan berdesain baru.
Ketika disinggung soal darimana keahlian mendekorasi pelaminan berasal, Ibu Des memaparkan kalau nenek dan ibunya memiliki peran yang cukup besar. “Ibu saya punya pelaminan Minang karena memang suka. Tapi ketika ada calon mempelai yang ingin memakai pelaminan tersebut, yang memasang pelaminannya justru orang lain,” senyum Ibu Des menceritakan hal itu. Selain itu, sang nenek juga sering memasangkan suntiang balenggek, hiasan kepala anak daro Minang. “Pertama kali saya terjun di dunia pernikahan ketika adik saya menikah tahun 1984 dan saya yang pasang sendiri suntiangnya,” kenang Ibu Des yang sejak tahun 1974 mengelola salon kecantikan di daerah Otista.
Melestarikan budaya Minang melalui busana pengantin, pelaminan merupakan tujuan utama ia berkiprah di dunia pernikahan. Bahkan, ia tak menyangka jika keahliannya dalam mendekorasi pelaminan, merias pengantin, dan memasang suntiang juga diikuti ketiga anak kandungnya Dysa Iskandar ( Make-up & Suntiang), Dyna Iskandar ( Desain Busana) dan Dhanny Iskandar ( Dekorasi ) yang kini ikut membantu bisnisnya tersebut.
Teks: Ratri Suyani
Foto: Des Iskandar Decoration