Finansial Setelah Menikah: Nikah Itu Murah, Gengsi yang Mahal

Foto: dok. Freepik


Finansial setelah menikah sangat erat hubungannya dengan biaya persiapan pernikahan Anda. Jadi sebenarnya obrolan mengenai finansial sudah harus dimulai dari sebelum menikah agar finansial aman setelah menikah.


Mungkin cara pertama yang harus Anda lakukan adalah nyaman membicarakan finansial dengan pasangan. Jika sudah tidak nyaman dan tidak transparan dari awal, sudah bisa disinyalir bahwa nantinya akan ada permasalahan dalam rumah tangga.


Biasanya perempuan lebih punya detil rincian mengenai pernikahan impiannya, apakah menginginkan pernikahan mewah bak putri kerajaan atau lebih menginginkan pernikahan sederhana dan intimate. Kebanyakan orang saat ini beranggapan bahwa ingin menikah pasti ribet, biaya pernikahan pastilah mahal setiap tahunnya. Padahal, sebenarnya menikah itu murah, yang mahal adalah gengsinya. Seperti, menginginkan pernikahan mewah tapi tidak sesuai dengan budget yang dimiliki, atau mengikuti gaya hidup berumah tangga orang lain yang tidak sesuai dengan pendapatan Anda.


Awalnya, semua memang berasal dari cinta dan kasih sayang. Namun realitanya rasa kasih sayang dan cinta saja tidak cukup untuk membayar kebutuhan rumah tangga, untuk membayar cicilan hutang dan untuk bersenang-senang. Apalagi jika Anda mengadakan pesta pernikahan dengan cara meminjam uang, bisa dipastikan Anda akan membayar semua hutang pernikahan itu setelah Anda menikah.


Saat Anda sudah berumah tangga, hal pertama yang harus Anda pikirkan adalah membicarakan setiap detil kebutuhan Anda dan pasangan, membicarakan bagaimana gaya hidup yang akan Anda dan pasangan jalani, barulah membicarakan pembagian pembayaran tagihan pengeluaran perbulannya. Apakah pembagiannya 70:30 persen atau 50:50 persen, semua tergantung kesepakantan berdua.


Misalnya, dulunya Anda meminjam uang untuk biaya pernikahan sebanyak Rp 200 juta dan pendapatan Anda dan pasangan setiap bulannya adalah 20 juta, hitunglah hingga masa jatuh tempo berapa persen dari pendapatan Anda yang harus disisihkan agar hutang tersebut lunas, ditambah dengan bunga sebesar 10-15 persen.


Perlu diingat, pengeluaran tersebut belum termasuk pengeluaran kebutuhan perbulan yang harus Anda pikirkan juga. Seberapapun besar pendapatan perbulan Anda jika tidak dikelola dengan baik, Anda akan selalu dibayang-bayangi oleh hutang. Belum lagi jika Anda membiayai selain keluarga Anda seperti membiayai orang tua dan mertua.


Ketika janji pernikahan sudah disahkan, maka argo pengeluaran sudah mulai berjalan. Anda harus mempersiapkan dana apa saja yang harus dipersiapkan sesaat setelah ikrar pernikahan tersebut diucapkan. Berikut beberapa hal yang harus dipikirkan agar keuangan setelah menikah tetap terjaga.


Pertama, pastinya biaya bulanan seperti kebutuhan sehari-hari, listrik, air, transport dan lainnya. Lalu, Anda juga harus sisihkan dana untuk asuransi kesehatan Anda dan keluarga karena risiko tidak ada yang tahu apakah Anda akan terkena penyakit ataupun kecelakaan nantinya. Tidak lupa dengan menyisihkan dana cicilan Anda. Selanjutnya Anda bisa berinvestasi 10-30 persen dari pendapatan perbulan Anda. Investasi ini bisa Anda gunakan nantinya untuk pendidikan anak atau dana darurat lainnya. Barulah Anda bisa meyisihkan apabila ingin membiayai orang tua atau mertua Anda.

LEAVE A COMMENT

BACK
TO TOP