Bersahabat dengan Mertua dan Ipar? It's mission possible, Dear.

Percayakah Anda bahwa semakin lama Anda dan keluarga pasangan bergaul erat, semakin besar pula kemungkinan terwujudnya perdamaian di dalam rumah tangga Anda sendiri? Meski kebanyakan hubungan tampak rapuh di awal, jika semua dimulai atas dasar persamaan, hubungan itu akan bertumbuh dan menguat, seraya perkawinan itu sendiri juga kian matang. Ketika hubungan yang terjalin di antara suami dan istri berjalan baik, maka relasi dengan mertua dan saudara ipar dengan sendirinya bakal semakin positif.

HAVE REALISTIC EXPECTATIONS
Pendapat berlebihan dari para orangtua terhadap kesanggupan dan keinginan anak-anak mereka dapat menimbulkan problem tambahan. Orangtua yang berpikir bahwa pernikahan anak-anak mereka tetap berada di bawah kendali mereka tak akan pernah bisa menerima pasangan dari anaknya. Perjuangan untuk dapat diterima (menantu oleh mertua) dan pembuktian kesetiaan (anak kepada orangtua) tak jarang menyebabkan ketegangan yang luar biasa dalam hubungan antarmenantu dan mertua.

Ketika anak yang menikah membawa kemana-mana opini yang tak berdasar tentang dirinya dan keluarga barunya, maka akan mengarah pada perbandingan yang tak adil. Jika seorang pria secara negatif mulai memperbandingkan hasil masakan atau keterampilan memasak sang istri dengan ibunya, ini sama halnya seperti membandingkan buah prem segar dengan buah prem kering. Sementara istri tercinta baru saja belajar memasak, ibu si pria sudah jauh lebih lihai membuat aneka masakan, bahkan sebelum menantu perempuannya dilahirkan. Pernikahan bukanlah hanya perpaduan dua individu, melainkan dua buah keluarga plus dengan warisannya masing-masing. Orangtua yang bersikap tak realistis akan merasa dikhianati oleh anaknya yang mengadopsi kebiasaan atau tradisi dari keluarga pasangannya atau menciptakan tradisi baru.

SAFE DISTANCE BETWEEN FAMILIES
Jarak seringkali dapat membantu menjaga perdamaian dan menumbuhkan kerinduan. Bertemu atau bicara lewat telepon satu kali seminggu untuk saling menanyakan kabar cukup ideal untuk memelihara hubungan baik dan sehat dengan ipar dan mertua. Ibu mertua dari kedua belah pihak sama-sama punya reputasi yang buruk dan sama menakutkannya dengan malaikat maut. Begitu umumnya gambaran ibu mertua. Begitu jugakah imej mereka buat Anda? Alih-alih membuat gambaran buruk itu kian jelas, sebaiknya kedua belah pihak mulai belajar menerapkan sikap murah hati, saling toleransi, dan kurangi “hobi” saling menghakimi. Dijamin, ini saran paling mumpuni baik untuk mertua dan menantu yang tinggal bedekatan atau berjauhan.

Bersikaplah bijak. Alih-alih Anda melulu menunjuk sang ibu mertua sebagai biang malapetaka dan keonaran, cobalah melakukan introspeksi. Anda dan ibu mertua sama-sama bukan malaikat. Artinya besar kemungkinan Anda juga melakukan kesalahan. Sulitkah menjadi menantu kesayangan? Tentu saja tidak. Weddingku tak hanya bisa menunjukkan kesalahan tapi kami pun menyediakan jalan keluar. Anda bakal bisa bilang, “I Love You” kepadanya. Sooner than you think!

STARTING HEALTHY RELATIONSHIP HABITS WITH IN-LAWS

Keep Things in Perspective
Anda dan si dia telah menentukan pilihan. Ya, saat memacari si dia dulu Anda memang tidak “memesan” keluarganya juga. Tapi suka tak suka, pasangan tercinta dan keluarganya bagaikan paket hemat. Sadari bahwa para saudara ipar dan mertua Anda akan selalu menjadi bagian dari perjalanan hidup Anda yang baru. Baik Anda maupun pasangan sama-sama wajib mengusahakan yang terbaik untuk keluarga kecil (Anda) yang sedang dibentuk.

Work Together
Tentukan batasan dan tetapkan ekspektasi. Bisakah saudara-saudaranya datang berkunjung tanpa pemberitahuan sebelumnya? Bolehkan ibu mertua menidurkan anak-anak Anda di luar jam tidur yang telah Anda dan si dia tetapkan sebelumnya. Ada banyak hal yang harus diputuskan bersama-sama. Ingat ya, baik Anda atau pasangan bukanlah pembaca pikiran. Ia tak akan paham yang Anda inginkan dan harapkan kecuali Anda bicara kepadanya. Aturan ini tentu berlaku untuk si dia juga.

Each to His Own
Jika salah satu tengah bermasalah dengan ayah mertua, maka sudah jadi kewajiban si anak kandung menjadi mediator dan menengahi perselisihan. Pihak yang mempunyai hubungan lebih dekat (ayah dengan anak) lah yang harus berinisiatif menyelesaikan masalah. Bukan hal yang bijaksana jika menantu dan mertua saling melakukan konfrontasi.

Understand the Ties that Bind
Anda terganggu dengan kebiasaan-kebiasaan saudara-saudara ipar atau kegiatan-kegiatan rutin di keluarga si dia seperti arisan keluarga, piknik bersama, dan yang sejenisnya? Sudahlah. Daripada menyimpan kesal untuk hal-hal sepele, lebih baik pahami dan terima saja kebiasaan yang sudah ada jauh sebelum Anda bertemu dan menikahi si dia. Hargai ikatan yang sudah terjalin erat antara pasangan Anda dengan saudara-saudaranya. Bersikaplah suportif. Tapi Anda tetap punya hak untuk mengutarakan keberatan jika kasusnya memang cukup serius dan mengganggu. Dan si dia tentu saja wajib menanggapi keluhan Anda.

Don’t go Crying to Momma
Sejauh yang Anda bisa, usahakan untuk tidak melibatkan pihak luar (keluarga sekalipun) dalam masalah keluarga inti Anda. Ketika kedongkolan pada si dia sudah di ubun-ubun dan ribut besar menjelang di depan mata, godaan untuk mengepak pakaian lalu terbang dan mengetuk pintu rumah mama tersayang pasti sangat menggoda. Saran kami, jangan lakukan! Keluarga Anda, terutama orangtua sudah pasti akan membela mati-matian anak mereka. Ketika Anda cerita betapa si dia sudah melukai hati Anda (tentu saja dengan tambahan di sana sini), apa pun yang sesungguhnya terjadi, orangtua akan membuat persoalan itu jauh lebih personal daripada Anda sendiri. Anda pasti sudah diberitahu bahwa pertengkaran baik besar ataupun kecil adalah bumbu dalam pernikahan karena itu juga menunjukkan sebuah pernikahan yang sehat. Artinya Anda dan si dia saling mencintai dan peduli terhadap satu sama lain. Jadi, santai saja. Tetap cari solusi terbaik tapi hindari tawuran massal dengan mengadu kepada dua orang “pembela” Anda karena dalam hitungan jam, amarah Anda terhadap si dia bakal mereda, tapi belum tentu hal yang sama juga terjadi pada orangtua Anda yang telanjur mencap pasangan Anda sebagai titisan Lucifer dan ogah memberi maaf. Apa Anda tega menjadi penyebab si dia selalu menerima tatapan sedingin es di Kutub Utara setiap kali menyambangi rumah orangtua Anda? Ingat ya, dalam beberapa hal hubungan di dalam sebuah perkawinan melibatkan hanya Anda berdua. Salah satunya adalah ketika terjadi konflik. Selesaikan berdua saja dan mulai kebiasaan ini sekarang juga. Semakin awal Anda dan si dia menerapkan aturan ini, semakin baik hasilnya bukan hanya untuk perkawinan Anda, tapi juga bagi seluruh keluarga besar.

To be a great daughter/ son in law, DO:

  1. Terbuka, jujur, dan selalu bersikap tenang baik kepada pasangan dan kepada ibu dan ayah mertua tentang apa yang Anda inginkan dan butuhkan. Untuk menjadi menantu pujaan, mulailah dengan bersikap jujur.
  2. Tak perlu ragu apalagi gengsi mengakui kesalahan dan meminta maaf ketika berbuat salah. Percaya deh, mertua akan semakin respek kepada Anda.
  3. Hargai opini, kebijaksanaan, usia tua, dan pengalaman beliau. Kalau perlu, tunjukkan tanpa berlebihan lewat pujian untuk kebaikan hatinya. Bangun hubungan yang baik dengan mulai menjadi pendengar yang baik untuknya.
  4. Jaga jarak jika Anda yakin mertua atau ipar bisa membahayakan anak-anak Anda.
  5. Menjalin hubungan baik bukan berarti Anda tak boleh mempunyai ruang pribadi dan kebijakan-kebijakan rumah tangga yang wajib dipatuhi, baik oleh Anda dan pasangan, tapi juga oleh keluarga dari kedua belah pihak. Tetapkan garis batas yang tak boleh dilanggar orang lain. Bersikap tegas (bukan kurang ajar), akan membuat mertua paling keras kepala sekali pun bisa memahami keputusan Anda.
  6. Izinkan pasangan melakukan pembicaraan serius dengan orangtuanya. Sebagai menantu, ada waktunya Anda harus bersedia mundur. Jika ada keberatan atas sikap mertua Anda, bicarakan baik-baik dengan pasangan dan mulailah menentukan aturan-aturan khusus keluarga kecil Anda. Misalnya, minta pasangan untuk mengingatkan keluarganya agar menelepon dulu sebelum berkunjung ke rumah Anda.
  7. Membentuk ikatan yang kuat dengan mertua tak melulu harus dengan cara “besar”. Jika jarak yang jauh memisahkan Anda atau kesibukan membuat Anda dan pasangan tak bisa sering-sering bekunjung, telepon saja untuk menanyakan kabar. Sederhana, tapi ketulusan Anda akan membuatnya merasa diperhatikan dan perlahan, cinta tak bersyarat akan tumbuh untuk menantu tercinta.
  8. Jika ada tindakannya yang menunjukkan ia tak menghargai atau lupa untuk menghormati harapan Anda, utarakan saja dengan bijaksana. Anda memang menantunya, tapi bukan berarti Anda tak boleh mengajukan keberatan.
  9. Selama Anda merasa diri benar, jangan ragu mempertahankan pendapat Anda. Ibu atau ayah mertua bisa saja mengkritik cara Anda berdandan, menata rumah, atau mendidik anak. Berikan argumen yang masuk akal agar kedua mertua paham Anda telah, akan, dan selalu melakukan yang terbaik untuk keluarga kecil Anda.
  10. Kadang kala Anda memang tak bisa bertahan sendiri alias butuh juga dukungan dari pasangan ketika ada orang lain yang meragukan Anda. Ingatkan pasangan agar tak segan-segan membela Anda. Membangun hubungan baik dengan mertua termasuk mendapatkan dukungan dari pasangan.
  11. Teguh dengan keputusan-keputusan Anda sebagai istri/suami, ibu/ayah, dan menantu.
  12. Tunjukkan perhatian terhadap kesehatan keluarga pasangan, terutama mertua Anda.
  13. Pastikan, bukan mertualah penguasa dan penentu kebijakan keluarga kecil Anda.
  14. Segala hal tidak selalu berjalan mulus. Hubungan ideal tak bisa diraih sekejap mata. Bersabarlah jika menghadapi penolakan atau rasa kurang percaya. Beri waktu untuk Anda dan mertua saling mengenal.
  15. Tunjukkan respek dan kepedulian, bahkan ketika Anda sangat, sangat tak ingin melakukannya.
  16. Pelajari perbedaan antara “menolong” dan “mengontrol”. Membantu adalah meminjamkan uang, mengontrol adalah mendiktekan bagaimana Anda harus membelanjakan uang tersebut.
  17. Sadari bahwa besikap tegas dan jelas kepada pihak lain mengenai harapan Anda tak akan merusak hubungan baik. Ya, butuh kerja keras, tapi akan sepadan dengan hasilnya nanti.
  18. Beri perhatian terhadap kebutuhan dan keinginan ibu mertua. Menantu yang baik wajib memikirkan kebutuhan orang lain, bukan hanya kebutuhannya sendiri.
  19. Bantu ibu mertua mengenal dunia Anda. Undang beliau untuk mengikuti kelas yoga, melakukan tur ke galeri seni, atau mengenal pekerjaan (karier) Anda. Mengubah suasana, akan membantu mengubah pola hubungan Anda dengan mertua.
  20. Terimalah konflik kepribadian yang mungkin terjadi dan belajarlah untuk hidup dalam perbedaan pandangan, pola pikir, dan budaya.

To be a great daughter/ son in law, DON’T:

  1. Menceritakan humor kecuali Anda yakin mertua bakal bersikap positif. Kalau tidak, alamat berakhir “garing”.
  2. Terlalu peduli untuk mengutarakan alasan mengenai keputusan dan kebijakan yang sudah Anda tetapkan. Hey, Anda adalah nyonya/ tuan rumah, maka berpeganglah teguh.
  3. Terpancing untuk melayani debat kusir dan berteriak histeris saat terdesak menghadapi kritik dari mertua. Santai saja.
  4. Don’t sweat for small things, darling. Jangan biarkan hal-hal sepele mengusik ketenangan dan kewarasan Anda.
  5. Berharap mertua dan pasangan tercinta bisa membaca pikiran Anda. Duh, memang Anda pikir mereka siapa? Hubungan yang kuat hanya bisa dibangun atas dasar kejujuran dan rasa saling percaya.
  6. Ragu meminta maaf. Jangan takut nilai Anda bakal turun. Seorang menantu idaman selalu tahu kapan saat yang tepat untuk bilang, “Saya salah. Maafkan saya.”
  7. Berharap mertua juga akan meminta maaf. Lakukan yang terbaik dan jangan harapkan balasan.
  8. Membiarkan penilain mertua mempengaruhi penilaian Anda terhadap diri Anda sendiri sebagai menantu. Anda tak bisa mengontrol pikiran orang lain. Jadilah diri sendiri dan hidup sesuai dengan standar yang Anda yakini.
  9. Terombang-ambing gara-gara mertua punya hobi mengkritik atau membandingkan Anda dengan menantu yang lain. Sekali lagi, santai saja. Tanggapi dengan senyum. Orang lain akan melihat (begitu pula mertua Anda pada akhirnya) bahwa Anda memang menantu dengan hati seluas samudra.
  10. Bersikap kasar, senang mengkritik, dan super sensisitf terhadap mertua.
  11. Mengkritik ipar dan mertua di hadapan anak-anak Anda. Salah satu syarat membangun hubungan yang baik dengan mertua adalah dengan tidak menjelek-jelekkan beliau di depan orang lain.
  12. Menggantungkan kebahagiaan Anda pada orang lain. Andalah yang menentukan kebahagiaan Anda sendiri. Percaya deh, jika hubungan Anda dengan mertua terjalin baik, hubungan Anda dengan orangtua tercinta pun akan kian sempurna. Ini artinya…perkawinan yang bahagia.

Buat kamu yang punya tips lebih oke atau ingin curcol, jangan malu-malu menuliskannya di kolom Leave Comment ya karena pasti bisa membantu calon pengantin lain yang sampai hari ini masih nervous.

Foto Dok. Istimewa

LEAVE A COMMENT

Comments (4)

  • Mrs. D

    12 Jan 16

    Tidak semua ibu mertua baik. Tapi bukan berarti semua ibu mertua itu jahat. Wajar jika saat menjadi menantunya kita banyak kekurangan. Karena ibu mertua kitalah yang mengandung, menyusui dan membesarkan suami/calon suami kita. Dalam benaknya akan selalu muncul `akankah istri anakku melayani anakku seperti aku melayaninya?` Jadi wajar jika ibu mertua selalu OVER. Hadapi semuanya dengan mantab dan hebat. Ibu mertua adalah ibu kita ketika kita menjadi istri dari anaknya. Berbagilah, berkeluh kesahlah. Namun bagaimanapun, beliau bukanlah ibu kandung kita. Tetap ada batasan misalnya saat kita bercanda. Mungkin ini saran saya. Alhamdulillah saya mendapatkan ibu mertua yang baik dan bisa mengayomi saya, karena beliau ingin anaknya dilayani dengan baik oleh saya, istrinya.

  • 12 Jan 16

    Menurut saya bersahabat dengan mertua perempuan, semua menantu pasti mau dan kepingin but sometimes ada beberapa hal yang tdk bisa kita harapkan sesuai harapan.. Dan tips dari saya :
    1. jika sudah ada planning menikah dan kalau bisa ya jangan stay serumah (ada pepatah mengatakan jauh` lebih wangi drpd dekat`) tetapi jikalau tidak bisa ya anggap saja tidak mengapa ada beberapa nilai plus juga seperti jika kita sudah punya anak dan masih bekerja mertua bisa bantu` melihat anak.
    2. Jika tidak serumah dengan mertua, usahakan seminggu sekali berkunjung jadi mereka tetap merasa kita masih merindukan mereka dan begitu sebaliknya karena mertua pasti rindu dengan anaknya dong..
    3. Di jaman canggih sekarang tidak memungkiri jika mertua juga ikut modern seperti menggunakan aplikasi BBM, Whatsapp, Line. Ya sebagai menantu boleh` dan sah` saja mengirimkan berita` lucu/ penting ke mertua jadi tetap terjalin hubungan yang bersahabat..

  • indriani susanti

    12 Jan 16

    wajib ingat moment penting dalam hidup mertua, ulang tahun/anniversary.minim 2x sebulan komunikasi, apapun yg mertua katakan tanggapi dengan positif jangan dimasukkan ke hati apabila ada teguran

  • Ira oktaviani S

    12 Jan 16

    Menurut saya bersahabat dengan mertua simple aja anggap aja beliau orang tua kita sendiri...sayangi mereka seperti kita menyayangi kedua orang tua kita. Otomatis hubungan yg karib bisa terjalin

BACK
TO TOP