Melangsungkan Dua Tradisi Dalam Satu Pesta Pernikahan. Kenapa Tidak?

Indonesia adalah negara kaya akan suku yang masing-masing memiliki tradisi ritual dan istiadat upacara pernikahannya sendiri-sendiri. Tentu saja dengan populasi yang begitu banyak terdiri dari suku yang juga kaya akan tradisi, kemungkinan besar Anda akan menikah dengan pasangan yang bukan berasal dari suku Anda. Namun, jangan kawatir, negara ini menganut paham Bhinneka Tunggal Ika, berbeda-beda tapi tetap satu. Yang penting tradisi dari dua keluarga dapat terwakili dan disinergikan dengan prosesi yang akan dilangsungkan.

Walaupun Anda dan pasangan berasal dari latar belakang suku yang berbeda, Anda berdua dapat melangsungkan dua tradisi adat dalam satu pesta pernikahan. Kenapa tidak? Bukankah hal ini akan menjaga kelangsungan tradisi pernikahan tradisional yang kaya itu dan juga menampilkan keunikan dari dua tradisi yang berbeda. Sudah banyak yang menjalankannya, mungkin dari keluarga besar Anda pun ada. Yuk, simak tulisan di bawah ini.

Pisahkah Akad Nikah dan Resepsi Pernikahan

Untuk Anda yang ingin menggabungkan dua tradisi budaya dalam satu pesta pernikahan, memisahkan upacara akad nikah dengan resepsi pernikahan itu sendiri adalah solusi yang paling sederhana. Mempelai wanita yang akan dilepas oleh keluarganya biasanya akan mengambil bagian di resepsi pernikahan. Misalnya Anda sebagai mempelai wanita menikah dengan pasangan berdarah Palembang, maka prosesi akadnya akan menggunakan tradisi Palembang mulai dari dekorasi akad nikah, busana adat, hingga mungkin hidangan yang ditawarkan di prosesi tersebut. Di sisi lain, Anda sebagai mempelai wanita berdarah Jawa, selepas akad, juga pasangan Anda akan berganti busana yang dikenakan dengan busana pengantin adat Jawa. Anda berdua akan memasuki resepsi pernikahan Anda dengan ritual dan adat istiadat yang biasanya akan dilakukan berdasarkan adat si pengantin wanita. Dekorasi pesta pernikahannya serta mungkin beberapa menu hidangannya pun akan mengikuti tradisi dari keluarga si pengantin wanita. Dengan begitu, adat dan tradisi dari kedua keluarga akan sama-sama terwakili satu sama lain.

Melangsungkan Tradisi Ngunduh Mantu

Selanjutnya mungkin dapat dilakukan tradisi Ngunduh Mantu sebagai solusi untuk melangsungkan pernikahan dua adat. Tradisi ini biasanya dilakukan untuk mengenalkan keluarga dari dua belah pihak yang berasal dari wilayah berbeda. Dengan tradisi Ngunduh Mantu, biasanya keluarga inti, keluarga besar, serta teman sejawat masing-masing mempelai akan hadir di acara ini. Oleh karena itu, Ngunduh Mantu biasanya dilaksanakan di dua daerah asal dari si pengantin. Misalnya pasangan kamu berasal dari Bandung, Jawa Barat, maka pihak pasangan Anda berhak mengadakan Ngunduh Mantu dengan tradisi Sunda. Sementara Anda sendiri lahir dan besar di Jakarta, oleh karena itu Anda akan mengadakan acara Ngunduh Mantu dengan adat Betawi misalnya. Dengan demikian tradisi dari dua adat istiadat akan juga terwakili dari acara Ngunduh Mantu ini.

Mengenakan Busana Nasional

Biasanya cara lain untuk memaksimalkan dua tradisi dalam satu pesta pernikahan adalah dengan menghadirkan pesta pernikahan nasional dimana kedua pengantin mengenakan busana nasional. Biasanya busana yang dikenakan adalah kebaya dan beskap bagi si mempelai pria. Busana nasional ini bisa sama-sama dikenakan di du acara sekaligus, yaitu prosesi akad nikah dan juga resepsi pesta pernikahan. Lalu di mana dua adat yang berbeda akan dihadirkan? Bisa dari satu sisi keluarga yang mengenakan kain songket atau dari pagar ayu yang mengenakan busana adat berbeda. Atau juga tambahan dekorasi pesta pernikahan yang berasal dari dua tradisi yang berbeda.

Foto : dok. Arini-Ariel

LEAVE A COMMENT

BACK
TO TOP