Menilik Keunikan Prosesi Palang Pintu di Pernikahan Adat Betawi

Foto: Istimewa


Apa yang terbayang oleh Anda saat menghadiri pernikahan adat Betawi? Pastinya ramai sekali karena prosesinya melibatkan banyak orang dan memang di setting seperti adanya pertunjukan yang bisa ditonton oleh banyak orang. Dengan kata lain, penikahan juga sebuah hiburan.


Beberapa hal yang membuat ramai pernikahan adat Betawi adalah petasan khas adat Betawi, iring-iringan Ondel-ondel serta iringan tanjidor dan marawis yang dipenuhi dengan rombongan pemain rebana menggunakan bahasa Arab. Semua kemeriahan ini menandakan rombongan pengantin pria sampai di kediaman pengantin wanita.


Tak ketinggalan, dalam arak-arakan tersebut juga diiringi sejumlah kerabat pengantin pria yang membawa sejumlah seserahan mulai dari roti buaya yang melambangkan kesetiaan, sayur-mayur, uang, jajanan khas Betawi serta pakaian. Ada yang lebih menghebohkan lagi, perlengkapan kamar seperti tempat tidur dan lemari juga dibawa dalam prosesi arak-arakan.


Foto: Istimewa


Begitu Anda sampai di pintu rumah, barulah diadakan prosesi Buka Palang Pintu yang berupa berbalas pantun dan adu silat antara perwakilan keluarga pria dan wanita. Prosesi ini bermakna ujian bagi pengantin pria sebelum diterima sebagai calon suami yang akan melindungi sang pujaan hati.


Prosesi Palang Pintu ini merupakan prosesi pelengkap saat pengantin pria (Tuan Raja Mude) ingin memasuki rumah sang Tuan Putri. Saat ingin masuk ke kediaman itulah perwakilan pihak pengantin wanita akan menghadang.


Awalnya, akan terjadi dialog sopan dari perwakilan pihak pria dan wanita dengan saling memberikan salam dan saling mendoakan. Lalu barulah pelan-pelan situasi memanas lantaran pihak pengantin wanita ingin menguji kesaktian dan kepandaian perwakilan pihak pria.


Prosesi ini mengharuskan pihak lelaki harus menang agar pernikahan bisa terjadi. Setelah itu, barulah nanti pihak wanita memberikan syarat lain yakni meminta perwakilan pengantin pria unjuk kebolehan dalam bersilat dan mengaji.


Hal tersebut akan dilakukan jika Anda megadakan pernikahan adat Betawi di rumah. Beda lagi jika Anda mengadakan pernikahan di Kantor Urusan Agama (KUA), maka pengantin pria akan diantar oleh beberapa kerabat untuk menjemput pengantin wanita menuju kantor KUA bersama-sama.


Diantar oleh kedua orang tuanya, pengantin wanita akan dinaikkan ke dalam delman bersama dengan masing-masing satu orang pengiring. Lalu, delman yang dinaiki dua sejoli yang ingin menikah itu akan ditutup dengan kain pelekat hitam agar kedua pengantin tidak terlihat dari luar. Namun yang tidak terlihat hanya wajahnya saja karena dengan adanya kain pelekat hitam itu, orang-orang sudah tahu bahwa ada pengantin yang ingin menikah di dalam delman tersebut.


Begitulah sedikit penjelasan mengenai prosesi Palang Pintu khas pernikahan adat Betawi yang saat ini masih banyak dilakukan masyarakat suku Betawi asli di Jakarta. Warga Betawi memang sangat menjunjung tinggi adat istiadatnya dan sangat menghargai kesakralan pernikahan hingga saat ini.

LEAVE A COMMENT

BACK
TO TOP