Foto Ray – Antheia Photography Tata rias wajah & rambut Gigih Santoso
Selain penampilan barunya yang kian segar, tidak banyak yang berubah dari Musa Widyatmodjo. Terutama prinsipnya dalam membangkitkan rasa nasionalisme dengan berbusana. Ya, sejak menemukan Indonesia di dalam dirinya pada 28 tahun silam, api cinta Musa pada khazanah budaya Nusantara terus mengelora dan tidak pernah padam. Beliau selalu bersemangat ketika diajak berdiskusi perihal budaya Indonesia. Dan yang selalu membuat saya terpukau adalah penjelasannya yang rinci dan detil mengenai latar belakang busana daerah. Seperti beberapa waktu lalu, ketika Weddingku Tradisional menemuinya untuk berdiskusi seputar busana nasional, kebaya.

Menurut Musa, kebaya adalah busana atas yang memiliki bukaan depan. “Kalau yang bermodel tertutup kemudian memakai retsleting di bagian belakang lebih mengacu pada baju kurung,” ujarnya. Musa juga menjelaskan bahwa kebaya tidak bisa dilihat sebatas selembar busana atasan saja. “Yang menjadikan busana tesebut adalah busana tradisional wanita Indonesia, yakni kebaya, lantaran padu padanya dari ujung rambut hingga ujung kaki. Seperti apa? Busana atasan memiliki bukaan depan, kemudian dipadukan dengan padanan kain panjang semata kaki, serta dilengkapi dengan penggunaan alas kaki berbentuk selop dan rambut bersanggul.”

Selain dari itu, desainer yang pamornya sudah terkenal hingga kalangan fesyen Internasional ini, menyebutnya sebagai tampilan inspirasi kebaya. Lebih jauh, ia pun menerangkan bahwa aslinya bagian bawah kebaya itu tidak panjang. Sebab, dia harus menunjukan derajat dan martabat si pemakai melalui kain yang dipakai sebagai padanan kebaya. Contohnya penggunaan kain batik dengan motif tertentu pada budaya Jawa. Di akhir perbincangan Musa berpesan, bahwa kreativitas desain kebaya tetap dapat digarap secara artistik tanpa merusak warisan budaya itu sendiri.
Foto Vaessy