Pantulan Pesona Batik Jambi Pada Pesona Batik Wastra Nusantara

Batik memang lebih dikenal berasal dari Jawa, tapi tahukah Anda bahwa daerah lain pun memiliki batik sendiri dengan corak yang berbeda. Jambi merupakan salah satu daerah yang mempunyai corak batik yang diperkaya dengan pengaruh India.

Masih dalam rangkaian acara `Pesona Batik Wastra Nusantara` yang digelar Summarecon Mal Kelapa Gading, Batik Fashion Parade menjadi bagian mata acara yang menyajikan karya busana para peserta bazaar. Rumah Batik Azmiah Jambi merupakan salah satu tenant yang bergabung dan mendapat kesempatan memperkenalkan batik Jambi pada 2 Oktober 2017 lalu bertepatan dengan hari batik. Sebelum pengunjung melihat langsung keelokan batik asal Jambi yang banyak menonjolkan warna merah, hadir pemilik Rumah Batik Azmiah Jambi generasi ketiga yakni Bagus Priyono ditemani Edith Ratna yang bercerita mengupas segala hal tentang batik Jambi.

Menurut penuturan Bagus Priyono, masyarakat Jambi diperkenalkan dan jatuh cinta pada batik asal Jawa sehingga memicu keinginan untuk mengembangkan batik Jambi pada tahun 1875. Selain untuk bawahan, bagi masyarakat Jambi batik juga dikenakan sebagai penutup kepala wanita yang disebut tengkuluk. Dalam pengaplikasiannya tengkuluk dibedakan sesuai status. Bagi wanita yang sudah menikah, sisa kain tengkuluk harus disisihkan pada bagian kiri. Sebaliknya bagi gadis yang belum menikah, sisa kain tengkuluk disisihkan di kanan.

Masyarakat Jambi yang mayoritas menganut Agama Islam juga berperan dalam menentukan motif batik. Dimana larangan untuk menggambar hewan juga diterapkan pada batik, sehingga pada batik Jambi tidak ditemui satu pun motif hewan. Motif batik Jambi sendiri banyak dipengaruhi kain patola dan cinde dari India yang terlihat dari motif ceplok. Pengaruh lainnya juga bisa dilihat dari pantulan warna cerah terutama warna merah yang merupakan ciri khas batik pesisir.

Batik yang tidak luput dari setiap kegiatan adat juga disertakan pada upacara pernikahan, termasuk adat Jambi. Dimana Bagus Priyono menjelaskan untuk singgasana kedua pengantin Jambi terbuat dari susunan batik. Singgasana tersebut terdiri dari tujuh lembar batik yang disusun bertumpuk hingga berjumlah 56 dan membentuk matahari. Tidak hanya dalam hari bahagia pernikahan, hari berduka saat kematian pun batik juga digunakan. Tetapi dengan syarat batik yang digunakan tidak memiliki motif burung yang dipercaya roh orang yang meninggal akan dicuri.

Seusai paparan singkat mengenai batik Jambi, para pengunjung akhirnya dapat menyaksikan langsung koleksi busana dari Rumah Batik Azmiah Jambi. Kesepuluh koleksi busana yang ditampilkan rata-rata berupa atasan baju kurung dengan ukuran panjang lengan yang berbeda-beda serta dipadu dengan batik Jambi tentunya untuk bawahan dan tengkuluk.

Foto: Dok. Summarecon Mal Kelapa Gading

LEAVE A COMMENT

BACK
TO TOP