Parade Kebaya dari 9 Desainer di IFW 2017

Indonesia Fashion Week 2017 yang memasuki tahun keenam, tidak hanya menyajikan peragaan busana ready to wear. Pada hari pertama tanggal 1 Februari 2017 petang sekitar pukul 18.30 WIB deretan kebaya melaju di panggung runway yang terletak di Plennary Hall, JCC. Sembilan desainer yang telah lama bergelut merancang busana pengantin menawarkan aneka rupa kebaya hingga baju bodo.

Berada diurutan pertama Ayok Dwipancara menjadi pembuka peragaan busana yang diberi tajuk “Redefining Heritage”. Seperti menjadi ciri khas, Ayok membawakan kebaya dengan ornamen payet di berbagai sisi yang membuatnya tampak mewah. Untuk warna Ayok menampilkan palet kebaya cokelat keemasan dengan ekor menjuntai , selain material tile terdapat juga bahan beludru yang tampak megah. Berikutnya koleksi kebaya Djoko Sasongko yang kali ini lebih banyak bahkan hampir seluruh kebayanya berbahan beludru yang dirancang sedemikian rupa hingga beludru hitam yang menjadi busana pengantin Jawa terlihat lebih modern.

Kemudian Zaenal Songket mengantarkan koleksi kebaya yang diawali dengan warna-warni kebaya kutu baru dan kartini berbahan brokat minimalis tanpa mengimbuhkan payet namun dipermanis dengan bros. Lalu menyusul kebaya pengantin dengan penuh payet yang dipadankan dengan bawahan songket senada dengan warna kebaya dari pastel hingga warna kuat seperti merah, biru. Selanjutnya kebaya Marga Alam hadir dengan siluet modern, salah satunya kebaya konvensional yang biasanya memiliki bukaan depan Marga justru memodifikasi dengan lebih fokus dengan detil bagian depan yang membentuk siluet sedemikian rupa. Namun Marga tidak melupakan bentuk asli kebaya kutubaru dan kartini dengan permainan payet agar lebih mewah.

Diurutan selanjutnya Elok Re Napio mewujudkan kebaya dengan sisi keelegannya melalui pemilihan tone warna yang mayoritas pastel ditambah payet-payet aneka rupa bahkan dengan mengikutsertakan detil 3D. Kebaya yang menjuntai dan bervolume dari ekor kebaya yang terbuat dari lapisan tile membuat look glamor. Tidak lupa aksen belt dari metal yang begitu etnik hadir sebagai aksesori pada seluruh koleksi.

Sebelum menampilkan kebaya pengantin, Rasyid Salim melansir kebaya yang simpel dengan embellishment bordir yang terpusat pada bagian dada atau di sekitar lengan dan bawah kebaya. Dari 12 kebaya yang dihadirkan Rasyid juga membawakan kebaya pengantin dengan detil yang tidak terlalu ramai. Warna-warnanya pun beragam dan tidak hanya menampilkan warna lembut, terdapat pula warna bold seperti merah tua, sogan. Lalu, Ida Noer Haris menampilkan gaun-gaun yang pas dikenakan pada acara malam seperti menghadiri acara pernikahan. Warna lembut yang bertendensi netral dengan berbagai warna kulit dipilih untuk mewarnai 12 outfit yang dikeluarkan. Sebagai gong koleksi terakhir, ida mengeluarkan baju bodo baju pengantin Bugis berwana putih.

Bertukar tempat, giliran deretan busana Harry Lam yang tampak melansir kebaya yang telah mengalami modifikasi. Contohnya seperti bawahan yang biasanya berupa rok kain batik atau songket, diganti dengan celana. Rangkaian parade kebaya oleh 9 desainer yang masing-masing melansir 12 outfit, ditutup dengan kebaya-kebaya Tjok Abi yang kuat dengan hawa bali. Obi yang mengikat pinggang menjadi ciri kebaya bali tidak dihilangkan dan terdapat pada beberapa kebaya.

Foto: Vaesy

LEAVE A COMMENT

BACK
TO TOP