Konsep pernikahan yang satu ini dipilih karena salah satu atau kedua calon mempelai adalah anggota militer dan bisa juga karena salah satu atau keduanya menyenangi gaya militer dalam kehidupan nyata. Pesta pernikahan bergaya militer yang akan dibahas di sini adalah pesta pernikahan yang salah satu atau keduanya adalah anggota militer. Apapun alasannya, pesta pernikahan bergaya militer tetap saja dapat dibuat semenarik mungkin.
Terbayang oleh banyak wanita, berjalan di sepanjang karpet merah mengapit seorang pria nan gagah di dalam seragam militernya, seperti seorang putri yang akan bersanding dengan seorang pangeran. Semua mata di ruangan pesta yang ditata apik dan cantik pasti tertuju kagum pada keduanya. Mempelai wanita yang anggun dalam balutan kebaya dengan warna senada dengan pakaian militer yang dikenakan mempelai pria. Mereka pun disambut dengan prosesi Pedang Pora atau Kadga Pora sebagai awal dari prosesi pernikahan militer.
Persiapan Urusan Administrasi
Sebelum melangkah ke dalam tempat resepsi, kedua mempelai tentunya harus memenuhi persyaratan administrasi yang diperlukan untuk melegalkan pernikahan mereka, baik secara agama maupun menurut negara. Perbedaan yang paling mencolok antara pernikahan militer dengan pernikahan sipil pada umumnya adalah adanya surat-surat tambahan yang harus dilampirkan, antara lain surat izin menikah dari kesatuan/ komando. Selebihnya persyaratan administrasi KUA lainnya juga dilampirkan bersamaan surat ini. Untuk mengurus administrasi ini akan lebih baik jika dilakukan jauh hari atau sekitar 2 bulan dari tanggal pernikahan. Beberapa instansi mengharuskan calon pengantin melampirkan surat keterangan tidak memiliki tunangan, khususnya untuk pria.
Untuk syarat-syarat khusus lainnya mungkin akan dibutuhkan dalam rangka pernikahan ini. Berkonsultasi terlebih dahulu dengan atasan atau pihak yang berwenang di dalam kesatuan akan memperlancar jalannya pernikahan.
Pilihan Tempat Resepsi
Untuk tempat pernikahan, pernikahan yang dilakukan oleh personal militer dapat dilakukan di tempat yang sama seperti pernikahan sipil lainnya. Hanya tradisi pernikahannya saja yang berbeda-beda pada setiap kesatuan dan tradisi ini menjadi kebanggaan kesatuan tersebut.
Wedding venue seperti gedung resepsi, restoran atau bahkan di rumah sekalipun dapat dijadikan pilihan oleh kedua mempelai. Beberapa wedding venue yang dikelola khusus oleh kalangan militer memberlakukan biaya khusus yang lebih terjangkau apabila yang menjadi calon pengantinnya adalah personal militer. Untuk tempat-tempat seperti ini, diperlukan pemesanan tempat yang lebih dini, sekitar 1 tahun sebelumnya.

Pakaian Pengantin Untuk Kedua Mempelai
Perbedaan utama pernikahan bergaya militer adalah bahwa pengantin pria dan/atau pengantin wanita, juga anggota militer lainnya di pesta pernikahan, biasanya menggunakan seragam mereka. Jenis seragam tergantung pada gaya pernikahan, waktu pernikahan, dan yang paling penting, panduan seragam yang diterbitkan pemerintah.
Banyak pengantin wanita yang lebih memilih untuk mengenakan gaun pernikahan tradisional, yaitu gaun pengantin berwarna putih atau pakaian kebaya yang lebih fleksibel dari segi warna dan model daripada seragam militer mereka. Pilihlah gaun bergaya-formal dengan renda dan kerudung untuk melengkapi pakaian formal pria.
Perlu Undangan Khusus?
Kartu undangan pernikahan ala militer pada dasarnya tidak memiliki perbedaan yang mendasar dengan kartu undangan yang digunakan untuk pernikahan sipil. Hal yang perlu diperhatikan adalah pemakaian gelar dari kedua mempelai atau tamu-tamu yang diundang. Pangkat dan angkatan militer pengantin wanita/pengantin pria, dan juga dari berbagai hal yang berasal dari orangtua mereka juga dicantumkan. Secara tradisional, pengantin wanita yang merupakan anggota militer kebanyakan tidak memakai gelar mereka dalam undangan, tetapi calon pengantin wanita dapat saja mencantumkannya jika mau.
Bila Anda ingin mengundang orang-orang tertentu dari kalangan militer, harap diperhatikan dengan benar pangkat, gelar dan jabatan orang yang bersangkutan.
Dekorasi Tempat Pesta
Tidak ada aturan khusus dalam mendekorasi tempat dekorasi. Tempat resepsi atau gedung pertemuan hanya menyediakan dekorasi standar dan panggung. Untuk memperindah ruangan pesta, diperlukan dekorasi tambahan pada area sekitar pelaminan dan beberapa sudut penting seperti di atas meja buffet, wedding gate, atau area meja penerimaan tamu.
Pemilihan warna dan jenis bunga untuk dekorasi dapat disesuaikan dengan pilihan warna pada gaun pengantin atau pakaian pengantin. Warna-warna yang mendominasi pada angkatan atau kesatuan juga dapat digunakan sebagai tema warna pada dekorasi.

Prosesi Kadga Pora atau Pedang Pora
Prosesi ini adalah tradisi upacara yang dilaksanakan pada pernikahan perwira yang telah lulus dari akademi militer, akademi angkatan laut, akademi angkatan udara dan akademi kepolisian. Meski hampir sama, keduanya memiliki sedikit perbedaan.
Kadga/ Ponyet Pora adalah prosesi yang dilaksanakan bila yang menikah adalah seorang taruna. Pada prosesinya digunakan barisan personil yang menggunakan kadga atau ponyet (pedang kecil). Sedangkan bila yang menikah adalah seorang perwira muda maka prosesi yang dilaksanakan adalah prosesi pedang pora yang dalam pelaksanaannya menggunakan pedang. Pemilihan upacara tergantung pada situasi dan keinginan mempelai yang merupakan alumni akademi dari masing-masing akademi dan masing-masing angkatan. Begitu juga musik yang digunakan dalam prosesi ini akan sangat tergantung pada tradisi dan ciri khas masing-masing akademi dan angkatan. Namun prinsip dan aturan dasar pelaksanaan upacara ini tetaplah sama.
Kelengkapan yang harus disiapkan kedua mempelai dalam prosesi ini, antara lain kalungan bunga (rangkaian melati/ anggrek), hand bouquet, kaos tangan, lilin bor putih/ merah jambu/ baki berlapis taplak, kadga/ pedang serta cincin dalam kemasan tempat cincin. Perlengkapan ini harus disesuaikan dengan tradisi masing-masing kesatuan/ angkatan.
Untuk prosesi ini diperlukan pula beberapa orang yang nantinya akan berpartisipasi dalam upacara. Beberapa petugas itu, antara lain satu pasukan kadga/ pedang, inspektur upacara, cadangan inspektur upacara, komandan upacara, cadangan komandan upacara, perwira upacara, cadangan perwira upacara, pembawa puisi, pembawa acara, cadangan pembawa acara, pembawa baki, dan pembawa lilin. Personal ini pun disesuaikan dengan prosesi yang menjadi tradisi setiap keturunan.
Teks: Fitri Harini dari Berbagai Sumber | Main Image: The Custom Photography | Images: de' Ferdy Motow