Ritual Penyucian Diri Dalam Berbagai Tradisi di Indonesia

Foto : The Portrait Photography (Dok. Emile & Aditya)

Pernikahan merupakan langkah penting bagi setiap insan dalam memasuki tahapan kehidupan yang baru. Cukup banyak hal dipersiapkan dalam menyambut hari penting ini, baik secara material maupun spiritual. Karena itulah, dalam berbagai tradisi di setiap daerah di Indonesia, beragam prosesi harus dilalui oleh pasangan calon pengantin untuk mempersiapkan mental mereka menghadapi pernikahan.

Salah satu persiapan yang kerap dilakukan adalah ritual penyucian diri. Ritual ini pun berbeda-beda pada masing-masing daerah. Dalam tradisi Jawa dan Sunda misalnya, dikenal prosesi Siraman, sementara dalam tradisi Minang ada prosesi yang dinamakan mandi-mandi. Memiliki tujuan yang hampir sama, yaitu agar pasangan calon pengantin dalam kondisi bersih suci lahir dan batin dalam memasuki mahligai rumah tangga, ritual ini dilakukan dengan cara yang berbeda pada tiap-tiap daerah. Berikut beberapa ritual penyucian diri dari berbagai daerah di Indonesia.

Foto : Wellio Photography (Dok. Safira - Aditya)

  • Siraman

Hampir setiap calon pengantin bertema Jawa melaksanakan prosesi siraman sebelum pernikahan. Berasal dari kata siram yang berarti mandi, ritual yang biasa dilaksanakan oleh calon pengantin pria dan wanita ini dimaksudkan agar calon pengantin bersih secara spiritual dan berhati suci sebelum memasuki kehidupan berumah tangga. Prosesi Siraman biasanya dilaksanakan sehari sebelum hari-H, pada pagi hari jam 10.00 atau sore jam 15.00, dilanjutkan dengan prosesi Midodareni.

Foto : Bintang Melanes Photography (dok. Vitasha - Ferdy)

  • Ngebakan

Ngebakan adalah prosesi siraman dalam tradisi Sunda. Meski sedikit berbeda dalam tata urutan prosesi, namun pada intinya serupa dengan siraman yang digelar dalam tradisi Jawa. Sementara itu, calon pengantin pria melaksanakan siraman di kediamannya sendiri, setelah calon pengantin wanita selesai melaksanakan siraman.

  • Ngekeb

Dalam tradisi Bali, sehari sebelum calon pengantin wanita dijemput untuk melaksanakan pernikahan di tempat keluarga calon pengantin pria, dilakukan prosesi ngekeb yang serupa dengan ritual siraman pada adat Jawa. Pada prosesi ini, sebelum dilakukan siraman, calon pengantin wanita dilulur dengan ramuan yang terbuat dari daun merak, kunyit, bunga kenanga, dan beras yang ditumbuk halus, serta air merang untuk keramas. Setelah menjalani ritual ngekeb, calon mempelai wanita dilarang keluar kamar mulai sore hari hingga keluarga calon mempelai pria datang menjemput. Ritual ini bertujuan untuk mempersiapkan calon pengantin wanita dari kehidupan remaja menjadi seorang ibu rumah tangga, juga memohon doa restu kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk menurunkan kebahagiaan kepada pasangan ini.

Foto : Dok. Sheila - Keo

  • Mapacci

Masyarakat Bugis dan Makassar mengenal mappaci sebagai ritual yang bertujuan menyucikan diri. Sehari sebelum pernikahan, kedua calon pengantin menjalani ritual ini di kediaman masing-masing, dihadiri kerabat dekat. mappaci diambil dari kata pacci (pacar) yang merupakan ritual menggosokkan pacci atau daun pacar ke tangan calon pengantin. Pacci yang digosokkan ke telapak tangan tersebut dianggap mampu membersihkan dan menyucikan calon pengantin dari berbagai hal buruk.

Foto : Dok. Anggi - Nicko

  • Mandi – mandi

Kebanyakan orang lebih mengenal prosesi malam bainai dalam rangkaian pernikahan tradisional Minang. Sebenarnya ada satu prosesi lagi sebelum bainai, yaitu mandi-mandi. Mengandung arti yang kurang lebih sama dengan siraman, yaitu untuk menyucikan anak daro atau calon pengantin wanita. Di beberapa daerah si Sumatera Barat, pada prosesi ini anak daro diarak menuju tepian atau pincuran tempat mandi umum, dibacakan doa oleh ibu, nenek dan para sesepuh, lalu dimandikan oleh para sesepuh tersebut secara bergantian. Sementara, di kota-kota besar seperti Jakarta, anak daro cukup dipercikkan air berisi tujuh kembang disertai pembacaan doa.

  • Sesimburan

Sesimburan adalah prosesi mandi di sumur atau di kali yang dilakukan menurut tradisi pernikahan Lampung. Pada prosesi ini, calon pengantin wanita diarak dengan diiringi tetabuhan. Saat mandi, sanak keluarga perempuan boleh ikut dan melakukan simburan ke arah calon pengantin atau sebaliknya.

LEAVE A COMMENT

BACK
TO TOP