RUMAH KAMPUNG ELITE DECOR BINGKAI MEMORI FAJAR J. ADI

Dulu tak jarang ia menerima ejekan sebagai pemulung lantaran hobi mengkoleksi berbagai barang antik. Namun siapa siangka, kelak hal itu yang membuat nama Fajar J. Adi melambung sebagai wedding decoration ternama bernafaskan budaya Indonesia.

Kecintaan Fajar J. Adi terhadap barang antik terutama furnitur dan pernik pelengkap interior, rupanya tak lepas dari minat masa kecilnya yang gemar menyambangi museum di Solo. Fajar kecil betah berlama-lama mengamati detil ruangan museum. Mulai dari layout, furnitur, hingga pernak-pernik ruangan itu. “Saya sampai hafal tiap sudut yang menakjubkan di Museum Mangkunegaran Solo,” jelas pria yang hobi blusukan ke perkampungan serta pasar di pedalaman Indonesia ini.

Suatu ketika, Fajar mendapati satu toko barang antik yang sibuk menaikkan barang ke mobil truk. Rupanya barang-barang tersebut sudah dibeli dan akan diboyong ke luar negeri. Saat itu ia merasa bangga sekaligus sedih. Sebab ada orang asing yang lebih menghargai barang tradisional Indonesia. “Kalau semuanya dibawa ke luar negeri, apa yang bisa kita banggakan dan perlihatkan pada generasi mendatang,” pungkasnya lirih. Produk interior antik dinilai Fajar memiliki estetika seni yang tinggi. “Desainnya unik, konstruksinya kokoh. Padahal tidak ada satupun paku yang tertanam untuk merekatkannya,”
Dari situ ia mulai termotivasi untuk mengumpulkan furnitur antik. Sayangnya tidak semua bisa ia miliki. Membeli dan merawatnya memerlukan biaya yang tidak sedikit. Untuk mensiasati, Fajar harus rela menjualnya sebagian untuk mendapatkan yang terbaik. Lantaran mengkhususkan pada barang berunsur tradisional, pria asal Solo, Jawa Tengah ini memberi label usahanya dengan nama “Rumah Kampung”. Gerai yang menjual barang antik, yang dianggap ndeso oleh sebagian orang.



Dikenal sabagai Dekorator
Kualitas yang baik rupanya jadi keunggulan furnitur antik Rumah Kampung. Selain itu Fajar juga piawai mengatur tata letak barang. Tak mengherankan gerainya tidak pernah sepi pengunjung. Bahkan ada konsumen yang ingin dekorasi rumahnya ditangani oleh Fajar. Makin hari permintaan serupa kian bertambah, membuat Fajar memberanikan diri untuk mendekorasi lokasi di berbagai acara. Baik itu perkawinan hingga pameran.
Tak sedikit pujian yang datang menghampiri Fajar. Memuji keelokan dekorasi ruangannya yang kental suasana kampung. Hal itu tak membuat bapak dua anak ini tinggi hati. Ia terus belajar dan mengembangkan desain dekorasi. Awalnya ciri khas dekorasi Rumah Kampung, kental dengan unsur tradisional Jawa dan Sunda. Seiring waktu, perlahan berubah menjadi kontemporer dan lebih dinamis. Mengapa? Baginya dekorasi itu adalah seni, pekerjaan yang menyertakan hati. Sekaligus jagat tanpa batas.

Fajar begitu gembira saat berkarya. Seperti membuka memori masa kecil ketika menyambangi berbagai museum. “Namun karya harus berkembang dinamis. Kini banyak dekorasi tradisional yang sifatnya lebih terbuka, elit dan mewah,” imbuh suami Lani Fajar ini. Ia menambahkan, “Selama ini dekorasi ditempatkan pada posisi tradisional dan non tradisional. Padahal, jika dipadukan, nilainya justru lebih tinggi.” Kendati demikian ada nilai luhur yang tidak boleh diganggu. Prinsip ini dipegang teguh oleh Fajar melalui usahanya yang berganti label menjadi Rumah Kampung Elite Décor. Selain itu, inovasi dan kreativitas merupakan faktor utama dalam berkarya. “Saya ingin berkarya tradisional tapi sifatnya mendunia. Bisa diterima oleh semua kalangan. Ini akan memberi karakter yang luar biasa,” tutupnya mengakhiri perbincangan.

Foto dok. Rumah Kampung Elite Decor


LEAVE A COMMENT

BACK
TO TOP