Adat Banjarmasin
Seperti paes, adat Banjarmasin pun memiliki semacam hiasan kepala yang disebut gigi haruan yang berbentuk mirip gigi ikan gabus. Menjadi habitat dan dianggap membantu perjuangan pada masa lalu di Banjarmasin, bentuk gigi ikan gabus pun diaplikasikan untuk mengingatnya. Rias adat ini yang disebut Baamar Galung Pancar Matahari sudah ada sejak 16 abad silam, yang memiliki perbedaan dengan rias Bagaja Muling tanpa sentuhan gigi haruan yang sudah muncul lebih awal pada abad 14.
Indahnya rias adat, sebanding dengan kebaya soft pink yang menjuntai dengan volume belakang yang didapat dari train atau ekor lepas-pasang yang membuat penampilan semakin megah. Terciptalah keharmonisan antara rias adat dengan kebaya modern yang lebih relevan di masa sekarang. Untaian bebatuan yang tertata mengikuti neckline berbentuk sabrina sengaja disematkan agar tampilan di hari pernikahan semakin istimewa.

Adat Samarinda
Berbeda dari kedua rias adat sebelumnya, asal usul Samarinda yang bukan berasal dari kerajaan terbentuk dari para pendatang khususnya suku Bugis yang meminta izin pada Raja Kutai untuk tinggal mendirikan pemukiman. Raja Kutai pun mempersilakan dan menyarankan untuk tinggal di dataran rendah yang terdapat air yang berputar, dari sejarah tersebut nama rias Riak Gempa diambil.
Rias kepala yang unik dipadukan dengan anggunnya kebaya panjang terlihat semakin sempurna. Warna pastel yang lembut berhiaskan kerlip Swarovski tidak pernah salah dikenakan untuk berbagai kesempatan pernikahan adat termasuk pernikahan adat Samarinda.
Anda dapat menyaksikan tayangan "Merajut Nusantara" di sini
Foto: Darwis Triadi