The Story of Our Honeymoon-Galih Priambodo & Aci Amalia

Eropa, 8-22 Desember 2011.

Dear Weddingku,

Memutuskan tujuan destinasi bulan madu merupakan hal yang sulit namun menyenangkan bagi kami sebagai pasangan yang baru saja menikah. Awalnya, Paris menjadi tujuan kami untuk berbulan madu, akan tetapi dengan masukan dari orang-orang terdekat, alangkah baiknya jika kami langsung melanjutkan perjalanan ke negara-negara terkenal di Eropa.

Kami meninggalkan Jakarta pada tanggal 8 Desember 2011, dengan menggunakan salah satu maskapai penerbangan ternama. Jakarta menuju Dubai untuk Transit, lalu kami melanjutkan perjalanan dengan pesawat terbang menuju Coppenhagen, Denmark. Sesampainya di Denmark, kami hanya bisa keliling airport untuk menunggu penerbangan selanjutnya. Untung saja Airport disini sangat nyaman, hampir menyerupai mall karena terdapat banya pusat perbelanjaan yang sama persis seperti mall. Terdapat banyak merk terkenal dengan harga yang jauh lebih murah dibandingkan dengan di Jakarta.

Setelah empat jam berkeliling, kami bersiap untuk terbang menuju Stockholm, Swedia. Dengan menggunakan pesawat lokal Scandinavian Airlines. Pada saat itu keadaan cuaca hujan angin, dengan suhu dua sampai empat derajat pada siang hari dan pada malam hari minus satu derajat. Sesampainya di Stockholm sekitar jam sepuluh malam, dan malam itu adalah hari pertama salju turun. Ini merupakan pertama kalinya kami merasakan dan melihat salju dan tentu saja tak henti-hentinya kami mengambil gambar. Lelahnya 16 jam perjalanan hilang begitu saja.

Di sini kami menginap di Clarion Hotel. Clarion Hotel berada di daerah Ringvagen, yaitu salah satu daerah strategis untuk mengunjungi pusat perbelanjaan di Stockholm dengan fasilitas “Metro” atau MRT tepat di depan hotel tersebut. Karena kami pergi tanpa mengikuti tur, jadi kepergian kami hanya dengan bermodalkan peta yang didapat dari hotel. Untung saja, untuk berjalan-jalan di Stockholm tidaklah sulit dikarenakan fasilitas Metro sebagai alat transportasi yang dapat membawa kami ke setiap tujuan yang di inginkan.

Stockholm merupakan negara yang sangat aman, bersih, dan orang-orangnya juga terkenal paling ramah di antara negara Eropa lainnya. Stockholm juga mempunyai banyak pusat perbelanjaan, salah satunya yang paling terkenal adalah Ahlens City, NK, Gallerian dan tentunya IKEA. Kebetulan kami pasangan pengantin baru, IKEA merupakan tujuan paling tepat untuk pajangan-pajangan yang unik buat di rumah kami kelak. Namun sayang, mata uang yang sering disebut “Swedish” atau “Kroner” hitungan belanja di sini lumayan mahal dibandingkan dengan negara Eropa lainnya.

Hal lain yang menyenangkan dari negara ini adalah mudahnya mendapatkan makanan. Karena banyak terdapat masakan Thailand, Vietnam, dan Jepang. Stockholm merupakan salah satu negara Scandinavian yang mempunyai landscape yang indah untuk diabadikan, dengan bentuk gedung-gedung kerajaan seperti di Inggris, dan salah satu landscape yang paling terkenal adalah Aurora, langit yang berwarna-warni karena pantulan sinar matahari dan udara dingin. Akan tetapi, bila ingin melihat Aurora harus menaiki kereta menuju utara kurang lebih selama dua jam.

Setelah menghabiskan waktu empat hari tiga malam di Stockholm, kami pun melanjutkan perjalanan menuju Paris. Dengan menggunakan Scandinavian Airlines, perjalanan ini kami tempuh selama dua jam saja. Setelah sampai di Paris, kami langsung menuju hotel. Paris mempunyai bentuk kamar hotel yang sangat identik dengan hotel-hotel negara Eropa yaitu kamar yang tidak begitu besar. Lagi-lagi kami mencari hotel yang dekat dengan Metro untuk memudahkan perjalanan kami jika ingin berkeliling. Sama seperti di Stockholm, Metro di Paris sangat mudah dimengerti. Dengan bermodalkan peta dan tiket Metro yang bisa dibeli dengan mudah pada setiap pintu, kami dapat berkeliling menuju Trocadeo, menara Eiffel, Cham Elysess, Musee Du Louvre, termasuk gereja Notterdam yang sering dikatakan oleh orang-orang bahwa gereja ini adalah titik nol derajat Paris.

Seperti yang kita tahu, Paris merupakan surga belanja khususnya bagi wanita. Dan rasa-rasanya perjalanan ini kurang lengkap jika tidak membeli beberapa barang dari para desainer ternama di Eropa. Dinginnya udara kota Paris sering kali menghambat perjalanan kami di luar, tetapi tentu saja tidak dapat mematahkan semangat kami untuk mengabadikan moment-moment bahagia ini.

Setelah menghabiskan waktu di Paris, kami menginap satu malam di Dusseldorf, German. Dan melanjutkan lagi perjalanan dengan menggunakan kereta menuju Amsterdam. Sangat disayangkan, di karenakan banyaknya orang yang ingin menghabiskan liburan natal dan tahun baru di Amsterdam, kami tidak mendapatkan hotel yang dekat dengan transportasi Metro seperti di tempat-tempat sebelumnya.

Jika ke Amsterdam, rasanya ada yang kurang jika tidak mengunjungi Redlight District. Menurut kami, Amsterdam merupakan tempat yang unik. Banyak kafe dan restoran yang secara legal menjual barang yang dilarang oleh negara-negara lain. Bahkan, mereka mengolahnya menjadi permen, teh celup, kue brownies, dan lain sebagainya. Bila ingin mencobanya Anda tinggal mengunjungi salah satu kafe di sepanjang gang tersebut. Kami juga menaiki cruise untuk mengelilingi kanal-kanal yang berada di sekitar Amsterdam. Dengan adanya tour guide dalam cruise tersebut, kami mendapatkan pengetahuan mengenai bangunan bersejarah di Amsterdam. Bagi para turis ataupun warga Indonesia yang tinggal di Amsterdam, bila rindu masakan Indonesia, di Amsterdam terdapat banyak sekali kios hingga restoran yang menyajikan makanan Indonesia.

Kini tibalah saatnya kami kembali ke kampung halaman, Jakarta. Perjalanan panjang ini sungguh melelahkan karena kami harus bergonta-ganti penerbangan. Tetapi, banyak hal yang didapat dari perjalanan ini. Selain menikmati indahnya negara-negara yang telah kami datangi, kami pun dapat lebih memperdalam cinta sebagai pasangan suami istri.

TEKS PUTRI KRISTANTI FOTO DOK. ISTIMEWA


LEAVE A COMMENT

BACK
TO TOP