Tips Membagi Pembiayaan Pernikahan

Mempersiapkan pernikahan memang bukan sebuah pekerjaan mudah. Terlebih lagi setiap pasangan calon pengantin belum memiliki pengalaman. Biaya yang dikeluarkan pun tidak sedikit, tak jarang dana yang harus dikeluarkan membengkak jauh melebihi anggaran yang sudah dipersiapkan.

Bicara mengenai biaya, mengingat pernikahan adalah penggabungan dua insan dan dua keluarga, maka alangkah baiknya bila hal ini dibicarakan bersama. Ditentukan sejak awal, siapa membiayai apa. Sebagai negara yang besar, Indonesia memiliki begitu banyak daerah dan suku bangsa. Dan setiap suku bangsa memiliki tradisi masing-masing mengenai pembiayaan pernikahan. Di satu daerah bisa saja pihak pria yang memiliki bagian terbesar, sementara di daerah lain bukan tak mungkin justru pihak wanita lah yang memiliki bagian terbesar. Oleh karena itu, perlu musyawarah antara dua keluarga mengenai siapa membiayai apa pada persiapan pernikahan ini.

Namun tentu saja membuka pembicaraan apalagi membuat kesepakatan mengenai biaya pernikahan bukanlah hal yang mudah. Kedua belah pihak kerap kali merasa tidak nyaman memaparkan kondisi keuangan masing-masing. Masing-masing pihak bisa saja merasa tidak enak bila mengeluarkan uang dalam jumlah yang lebih sedikit dibandingkan pihak yang lain, tapi kalau dipaksakan mengeluarkan biaya yang besar, dikhawatirkan mengganggu stabilitas keuangan keluarga nantinya. Lalu bagaimana cara terbaik untuk menentukan pembagian bujet pernikahan ini?

Diskusikan bersama tentang kontribusi masing-masing

Masalah keuangan kerap menjadi masalah yang sensitive bagi banyak orang. Karenanya, diskusikan hal ini secara terpisah dengan keluarga masing-masing. Hindari membicarakan masalah ini di depan banyak orang.

Tidak ada nominal pasti besaran biaya pernikahan yang harus ditanggung oleh masing-masing pihak. Semua berdasarkan kesepakatan. Bisa perbandingannya dibuat seimbang atau 50:50, bisa saja salah satu pihak lebih besar, 60:40 atau bahkan 70:30. Semua dapat dibicarakan dan disesuiakan dengan kondisi keuangan masing-masing pihak.

Komunikasi, komunikasi, komunikasi

Sangat penting untuk membicarakan secara jujur dan terbuka antar dua keluarga inti mengenai kondisi keuangan masing-masing. Dengan begitu biaya pernikahan pun dapat dibagi dengan adil dan tidak memberatkan salah satu pihak. Dan mesti diingat, meskipun satu pihak memiliki lebih banyak dana dan mendapatkan bagian yang lebih besar, bukan berarti pihak lain tidak memiliki hak bersuara. Karena bagaimanapun ini adalah acara kalian berdua, jangan sampai pembagian biaya ini membuat suasana menjadi canggung.

Selain besaran biaya, pembagian ini juga bisa didasarkan pada kategori. Misalnya, pihak pria bertanggung jawab atas biaya venue, dekorasi, dan katering. Sementara pihak wanita bertanggung jawab atas busana yang meliputi busana pengantin, kedua orang tua, among tamu dan lainnya, juga bertanggung jawab beberapa hal lain seperti kartu undangan, souvenier, dan lainnya.

Intinya, tidak ada hukum baku yang menentukan pembagian biaya pernikahan. Semua dapat dibicarakan asal kedua pihak mau berkomunikasi dengan baik.

Foto : Dok. Istimewa

LEAVE A COMMENT

BACK
TO TOP