Bertahan dalam kurun waktu 40 tahun lamanya dalam sebuah profesi kiranya tidaklah mudah. Begitu pula dengan kisah seorang perancang busana, Biyan Wanaatmadja, yang telah membuktikan sepak terjangnya dalam dunia mode tanah air yang tetap bertahan hingga saat ini. Pembuktiannya diwujudkan dalam sebuah presentasi BIYAN Spring Summer 2024 yang diselenggarakan kemarin malam di ballroom milik Intercontinental Jakarta Pondok Indah Hotel yang benar-benar membuat tiap pasang mata berdecak kagum. Kecapakapan Biyan tidak hanya menampilkan jajaran busana yang mengagumkan namun juga menghadirkan ambience peragaan busana kelas dunia.
Bertepatan dengan Hari Lingkungan Sedunia, Biyan menyulap ballroom yang lapang dengan dekorasi hutan yang daunnnya turut meranggas. Pohon dengan ranting tanpa daun yang berdiri gagah menyambut para tamu dan juga pecinta busana dari desainer lulusan The London College of Fashion ini. Beralih ke fashion show-nya, Biyan terinspirasi dari alam dan keanekaragaman hayati yang mengangkat bunga dan kupu-kupu yang kemudian dituangkan ke dalam deretan busana dengan siluet longgar dan relaks serta dinamika ansambel busana yang chic. Aura feminin jelas juga terasa dengan torehan motif Chinosserie dan interpretasi baru dari motif Toile de Jouy. Palet earthy tone mendominasi koleksi ini seraya juga menghadirkan warna yang mengimpresikan keglamoran khas Biyan seperti tembaga, emas hingga warna berani seperti kuning dan juga merah menyala.
Terdiri dari 125 looks, Biyan sanggup menerjemahkan busana siap pakai dengan detail yang kaya akan bebatuan, bordir, embellishments, dan juga teknik rumit yang hanya bisa dikerjakan dengan sebuah visi craftsmanship yang tinggi. Tidak hanya menampilkan busana wanita yang menjadi dambaan tiap perempuan yang melihatnya, tetapi juga dihadirkan busana pria yang mengejewantahkan sebuah statement bergaya untuk pria urban nan flamboyan. Presentasi semakin sempurna diiringi oleh orkestrasi musik yang langsung dimainkan, ditemani dengan penyanyi wanita bersuara sopran, yang juga dipunggawai oleh arranger tersohor, Mondo Gascaro. Lebih magisnya lagi, saat final parade, Biyan menyelipkan sebuah drama dengan untaian daun kering yang berjatuhan dari arah langit-langit di tempat fashion show berlangsung.