Industri mode bukanlah sebuah jagat yang diam. Ia senantiasa bergerak. Bahkan tumbuh cepat seiring perkembangan zaman. Tak heran selalu dibutuhkan generasi baru yang dapat mengimbangi pertumbuhan itu. Di era kini para bibit baru di bidang fesyen dituntut tidak hanya bermodalkan kretivitas semata, mereka juga harus piawai sebagai pelaku bisnis mode yang mumpuni.
Berpijak pada hal tersebut, Indonesia Fashion Week (IFW) bersama AkzoNobel, perusahaan cat dan pelapis yang mengelola merek Dulux, kembali menghadirkan program Indonesia Fashion Design Competition (IFDC) 2015. Tujuannya untuk menjaring talenta baru yang mampu membuat desain berkonten lokal inovatif sekaligus membangun bisnis mode yang solid. Urban lifestyle merupakan tema yang diusung pada kompetisi tahun ini. “Kontes maupun kompetisi itu penting untuk melahirkan desainer-desainer baru,” ujar Taruna K. Kusmayadi, Ketua Umum APPMI dan Steering Comitte Indonesia Fashion Week, yang juga bertindak sebagai Ketua Dewan Juri IFDC 2015.

Untuk mengikuti kompetisi, para peserta, baik pria maupun wanita usia 15-35 tahun, wajib mengirimkan 10 konsep sketsa rancangan pakain ready to wear. Desainnya haruslah inovatif, mengeksplorasi kekayaan lokal Indonesia, serta mengaplikasikan tren, baik itu warna, motif, dan metril tekstil. Dari sekian banyak peserta, Dewan Juri yang terdiri dari Taruna K. Kusmayadi, Susan Budiharjo, Sofie, Chitra Subiyakto, Christine Barki, Anastasia Tirtabudi, Melinda Babyanna dan Boedi Basuki, menyeleksi 30 semi finalis untuk melangkah ke tahap selanjutnya. Hingga pada akhirnya akan dipilih 10 finalis akan mendapatkan kesempatan untuk memperlihatkan karyanya di fashion show IFDC 2015 yang tentunya akan digelar pada perhelatan fesyen bergengsi tanah air, yakni Indonesia Fashion Week, 26 Februari-1 Maret 2015 di Jakarta Convention Center.