Jakarta Fashion Week 2013 Day 4: Perjalanan Kehidupan Sang Pelukis Malam, OBIN

Merasa memiliki misi yang sama bersama Bin House yakni melestarikan budaya nusantara, Majalah Pesona dan Bank BRI kembali menggelar karya berkolaborasi dengan seniman kain kenamaan, Obin.

Mengambil tema filosofis seperti 'Time Traveler' untuk peragaan karyanya kali ini yang sekaligus merayakan 40 tahun perjalanan kariernya yang penuh dedikasi sebagai seniman kain yang tak kenal lelah mengembangkan seni kain Nusantara, serta sekaligus memperkenalkannya ke dunia internasional.

Perjalanan kehidupan merupakan arti dari 'Time Traveler' bagi Obin. "Time traveler juga bisa bermakna bahwa seperti halnya siklus kehidupan, tren mode selalu berputar dan berulang, meskipun dalam setiap pengulangannya selalu membawa sesuatu yang baru" jelas Obin.

Ditemui pada acara konferensi pers tepat setelah pagelaran busananya berlangsung Obin mengelak ketika menjelaskan bahwa dirinya memiliki misi yang sejalan dengan BRI dan Majalah Pesona. "Saya tidak pernah berusaha untuk melestarikan budaya. Yang saya kerjakan merupakan ketulusan saya dalam mengabdi pada nusantara, bukan karena paksaan ataupun sebuah keharusan. We're just the way we are. Bukan sekadar melestarikan budaya. Namun saya adalah bagian dari budaya."

Seperti yang menjadi ciri khasnya, pagelaran karya Obin kali ini juga tidak kalah spektakuler, penuh makna dan filosofi, penuh kejutan, serta meninggalkan kesan yang mendalam bagi setiap orang yang menyaksikan peragaan busanaini disponsori oleh BRI.

Sebanyak 48 koleksi dipresentasikan oleh Bin House yang dibagi menjadi 4 sekuens yakni sekuens pertama 'Celebration Red' dimana merah merupakan benang merah dari koleksinya, mencoba membawa kebaya menjadi busana kasual di sekuens kedua 'Day to Day' ia hadirkan. Di sekuens ketiga busana dengan model cheong sam mewarnai panggung Jakarta Fashion Week 2013 dengan tema 'Indocin' dan seperti tak biasa, ide busana pernikahan, tiba - tiba saja muncul dibenaknya, maka di sekuens ke empat Obin mencoba menghadirkan tema 'Wedding', terinspirasi dari salah satu tembang yang dibawakan oleh Rod Stewart 'Shot Gun Wedding'.

Seperti yang diketahui, seluruh bahan yang menjadi busana dijahit oleh tangan para pengrajin langsung tanpa menggunakan mesin. Hal inilah yang menjadikan karyanya luar biasa indah dan memesona mata. Pemilihan warna yang dimainkan olehnya sangat kontras dengan desain kain-kain batik yang ia ciptakan. Detail kerut, embroidery, lace dan drapperi mewarnai busananya. Bahan hand woven silk digunakan pada setiap aspek, namun dengan bermacam proses jahitan membuat berbagai hasil potongan yang menarik dan unik.

Teks Novi Rahayu Foto Raizza Andini

LEAVE A COMMENT

BACK
TO TOP