Kota dan gaya hidup metropolis menjadi dua keping sisi yang saling berpaut. Tanpa salah satunya kota terasa sepi, pun sebaliknya wajah-wajah metropolis tak kan ditemukan tanpa adanya pengaruh kehidupan ibukota.
Demikianlah gambaran tema “Ubiquitous Mod“ yang coba diangkat pada koleksi busana karya alumnus LPTB Susan Budihardjo yang berlabel Number 1 by Susan Budihardjo tahun ini. Diadakan di The Hall, Senayan City-Jakarta pada tanggal 3 Oktober 2014 lalu, telah terpilih sebelas desainer muda lulusan LPTB Susan Budihardjo. Mereka adalah Anindiya Dwi Putri, Ivanny Bellawati Sadha, Dian Purba, Emiliana, Radella Nathania Widodo, Firda Adora Pavitasari, Putri Risky Maulina, Clara Sugandi, Afina Meyandra, Bogha Yasyurun, dan Francisca Yoanita. Menghimpun setidaknya 90 set busana, kesemua koleksi merupakan busana siap pakai yang akan tersedia di gerai-gerai Metro Department Store.

Tema “Ubiquitous Mod” mendeskripsikan bagaimana kehidupan di kota besar, dan para alumni ditantang untuk menerjemahkannya sesuai dengan sudut pandang yang dimilikinya. Alumnus pun diuji untuk menanggapi masalah sosial yang terjadi di kota-kota besar dengan cara pemilihan siluet, warna hingga detil yang terwujud dalam satu busana.

Terangkum dalam tiga subtema; In-Motion, Branding dan Wifi. Ketiga subtema tersebut dibedakan atas permasalahan yang berbeda-beda, seumpama In-Motion yang banyak mengambil karakter tiap jiwa-jiwa metropolis yang mementingkan kepraktisan yang cenderung simpel namun tetap modis. Dan hal tersebut tertangkap pada siluet lurus yang diterapkan pada terusan, cropped top dengan atau tanpa lengan, rok cloak. Branding, menjadi sekuen kedua yang terinspirasi dari jalan-jalan di kota besar yang banyak memampang logo besar dari gerai cepat saji, toko, hingga butik. Logo-logo tersebutlah yang di-copy dan disablon sebagai corak pada kaos berlengan dan tanpa lengan, serta terusan. Sementara pilihan warna monokrom, hitam putih dianggap paling mewakili untuk menggambarkan kesibukan yang menjadi pemandangan biasa di kota besar. Terakhir, Wifi yang merupakan jaringan tanpa kabel yang paling banyak dipakai pada gadget yang tak pernah lepas dari genggaman sehingga dianggap menjadi masalah sosial yang memicu rasa individual. Gaya individualitas tersebut pun tersaji pada kemeja yang dipakai terbalik depan-belakang dengan lengan raglan, berpotongan baggy yang serba longgar. Sementara itu, di lobi Senayan City dua puluh lima wisudawan terbaik menterjemahkan ide mereka mengenai Ubiquitous Mod dalam tiga puluh enam busana dan mempresentasikannya sebagai peragaan presentasi.
Foto: Vaesy